2009-09-29

Wajah Baru -- Face off

Tags
Ahlan wa sahlan..
Selamat datang kembali ke blog saya.
Kaget? Ha-ha.. nggak ngelarang kok kalo mau kaget.
Soalnya, nih blog ganti 'wajah' lagi.

Bukan biar tambah ganteng sih, tapi biar lebih bersih en simpel aja.
Dan biar semua fungsinya bekerja. Terutama fasilitas komentarnya,  yang ternyata nggak bisa diakses. Salah satu sebabnya karena template versi jeans-nya yang bikin berat. Untuk yang ini thanks berat kepada Rixxaman yang dah kasih tahu kelemahan blog ini.

Akhirnya, setelah sempat frustasi, seperti yang saya tulis di sini dan di sini, saya akhirnya bisa tahu berapa level Pagerank saya. Dan ternyata : 0/10. Buruk? Tidak juga. Soalnya ini lebih baik dari pada N/A. Alias No Available.

Rupanya inti dari permasalahan adalah template blog yang terlampau berat. Sehingga, pengunjung keburu menekan tombol (X) sebelum semua halaman tersaji. Alhamdulillah, setelah ganti dengan template yang lebih ringan dan simpel, semuanya sudah teratasi.

Selamat menikmati lagi tulisan di blog ini. Sayangi mata anda...

2009-09-17

Infografis : Jejak Bom Noordin M Top



---
Salut untuk Densus 88.
Aku bangga padamu.
Teruskan perjuangan dan tingkatkan profesionalitasmu.
Dan jangan lupa junjung tinggi hak asasi manusia dalam setiap operasi mu.
Karena bagaimanapun, mereka para teroris tetaplah manusia biasa yang tak luput dari khilaf dan keliru..

Untuk Noordin M top
Selamat berpisah dan hadapilah pengadilan Tuhanmu
Untuk menebus dosa-dosa atas darah orang tak berdosa yang kau tumpahkan di balik serpihan bom dan uap Potasiummu..


2009-09-13

Infografis : Kronologis Pembunuhan Sadis Machlil Suud


Hutang dan dendam.
Biasanya menjadi pemicu seseorang menjadi gelap mata berbuat kriminal.
Hindari penyebabnya dan mulailah belajar berkomunikasi yang baik dan elegan

2009-09-11

Satu Tahun Nayla

Tags
Tepat hari Selasa (8/9) kemarin, Nayla berusia satu tahun. Sungguh merupakan satu karunia yang tak terkatakan, kami bisa membesarkannya hingga jangka waktu satu tahun. Saat ini ia sudah banyak hal yang bisa ia lakukan. Di antaranya duduk, merangkak, ngesot, tegak dan berceloteh. Tapi memang, belum bisa berjalan. Mungkin 1 – 2 bulan ini. Doakan saja ya Sob.

.

Menjadi orangtua, tepatnya menjadi seorang ayah, merupakan kenikmatan dan sekaligus keajaiban. Ya, dengan hadirnya seorang anak, saya merasa menjadi orang yang berguna lagi. Saya bisa memberikan manfaat langsung kepada mereka. Berjuta rasanya bisa menyuapkan makanan ke mulut anak dan istri dari hasil keringat sendiri. Dari rezeki yang halal pula. Karena itu adalah sedekah.


Di usia satu tahunnya ini, Nayla sudah menunjukkan sifat-sifat yang saya sukai. Di antaranya :

Marah kalau keingintahuannya dicegah
Harapannya, ia berani dengan sikap dan pendapatnya. Tidak suka mengalah bila ia merasa benar. Dan memang, sebisa mungkin kami berdua tidak akan mencegah tingkah lakunya selama tidak membahayakan jiwanya. Seperti bermain dengan kucing, main tanah dan membongkar alat-alat pertukangan. Setelahnya, sebisa mungkin pula kami berikan penjelasan tentang apa yang ia kerjakan itu.

Suka berbagi
Dari beberapa kali kejadian, memang Nayla begitu mudah memberikan makanan yang ia pegang. Seperti menyuapkan roti ke mulut Umminya, memberikan makanan ke kucing tetangga yang main ke rumah. Harapannya, ia murah hati dan tak sungkan menolong siapa saja. Sesuai doa kami di namanya, Nayla, yang berasal dari bahasa Arab, Naailah yang artinya Wanita yang Pemurah.

Mudah akrab dengan orang baru
Umur tiga – empat bulan, Nayla belum bisa akrab dengan orang lain. Seperti tak mau lepas dengan gendongan Umminya. Sedih rasanya lihat ibu-bapak serta mertua yang tidak enak hati akibat cucunya menangis justru ketika Nayla akan mereka gendong. Namun itu dulu, sekarang ia bisa akrab dengan siapa saja yang berhasil menarik hatinya. Memang ada orang-orang tertentu yang ia masih belum mau ‘cair’. Seperti dengan Puyangnya, laki-laki yang berjanggut tebal (kakeknya) tapi dengan kasus yang terbatas, seperti tidak ingin dicium.
Harapannya, Nayla bisa menempatkan diri nanti di lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga mudah bersosialisasi.

Tidak mudah menangis
Untuk hal satu ini, Nayla memang bisa dibanggakan. Hanya dua kondisi yang menyebabkan Nayla menangis sampai tersedu-sedu (tepatnya merengek) namun tak sampai meraung-raung. Yakni kalo lapar dan mengantuk berat. Selebihnya, bila ia terjatuh, kejepit, kepalanya membentur dinding. Ia hanya menjerit kecil terus diam begitu kita ajak bicara. Maksudnya begini. Biasanya ketika kita memberikan perhatian yang terlalu berlebih kepada anak, maka akan muncul sifat cengengnya. Jadi sebisa mungkin kami hanya akan mengusap-usap kepala atau bagian tubuhnya yang sakit, sembari berkata, “Sakit yo Nak? Nah, memang seperti itu kalo jatuh atau kebentur lantai. Lain kali hati-hati ya..”

Dan biasanya ia langsung diam dan melanjutkan aktivitasnya lagi. Dan yang paling kami hindari adalah menyalahkan barang-barang yang menyebabkan ia terjatuh. Seperti, “Aidah, lantai ini sih kenapa licin..”, “Kucingnya galak ya nak, ntar mama cubit kucingnya”, “Aduh, pintu ini juga kenapa menghalangi jalan Nayla..” dan sebagainya. Intinya, membiasakan anak untuk tidak selalu menyalahkan orang lain. Semata-mata itu akibat kekuranghati-hatian sang anak.

Bagaimana dengan pengalaman Anda?

2009-09-02

Infografis : Gempa Guncang Jawa!


Hidup di negri yang dilintasi beberapa lempeng aktif, menjadikan Indonesia sasaran empuk dari peristiwa gempa akibat adanya pergeseran lempeng..

Sudah sepatutnya kita belajar mengenai mitigasi bencana, agar dapat mengurangi jumlah korban yang mungkin timbul..

Jangan Ajarkan Kami Berpuasa

Tags


Ini pengalaman teman saya saat ia hendak berbuka ke tempat keluarga.


Ceritanya, ketika akan pergi ke tempat saudaranya itu, ia memutuskan menumpang becak dari jalan besar. Ketika enak-enaknya berada dalam becak, teman saya itu menangkap suara kunyahan begitu jelas dari arah belakang. Ia melihat si abang, sambil mengayuh becak, tengah menyuap potongan terakhir pisang goreng di tangannya. Sementara tangan satunya tetap memegang kemudi. Teman saya tadi jadi timbul geram, "Seenaknya saja makan, nggak lihat apa orang lagi berpuasa.."

Teman saya tadi jadi tambah penasaran bin gondok bukan main, ketika ia mengambil satu lagi pisang goreng dari kantong plastik yang disangkutkan di dekat kemudi becaknya, dan untuk kedua kalinya saya menelan ludah menyaksikan pemandangan yang bisa dianggap tidak sopan dilakukan pada saat kebanyakan orang tengah berpuasa.

"Abang, muslim bukan?” teman saya pun bertanya ragu-ragu. "Ya dik, saya muslim .." jawabnya terengah sambil terus mengayuh. "Tapi kenapa abang tidak puasa? Abang tahu kan ini bulan Ramadhan.Sebagai muslim seharusnya abang berpuasa. Kalau pun abang tidak berpuasa, setidaknya hormatilah orang yang berpuasa. Jadi abang jangan seenaknya saja makan di depan banyak orang yang berpuasa", geram temanku tak terbendung lagi.

Tukang becak itu langsung menghentikan kunyahannya dan membiarkan sebagian pisang goreng itu masih menyumpal mulutnya. Sesaat kemudian ia berusaha menelannya sambil memperhatikan wajah garang sang teman yang sejak tadi menghadap ke arahnya.

"Dua hari pertama puasa kemarin abang sakit dan tidak bisa narik becak. Jujur saja dik, abang memang tidak puasa hari ini karena pisang goreng ini makanan pertama abang sejak tiga hari ini. Tak perlu ajari abang berpuasa, orang-orang seperti kami sudah tak asing lagi dengan puasa," jelas bapak tukang becak itu.
"Maksud bapak?"
"Dua hari pertama puasa, orang-orang berpuasa dengan sahur dan berbuka. Kami berpuasa tanpa sahur dan tanpa berbuka. Kebanyakan orang seperti adik berpuasa hanya sejak Subuh hingga Maghrib,sedangkan kami kadang harus tetap berpuasa hingga keesokan harinya"
"Jadi ...,"
"Orang-orang berpuasa hanya di bulan Ramadhan, padahal kami terus berpuasa tanpa peduli bulan Ramadhan atau bukan. Abang sejak siang tadi bingung dik mau makan dua potong pisang goreng ini, malu rasanya tidak berpuasa. Bukannya abang tidak menghormati orang yang berpuasa, tapi..." kalimatnya terhenti seiring dengan tibanya sang teman di tempat tujuan.

Serentak, perasaan menyesal menyeruak dalam hati sang teman karena merasa telah menceramahinya…
* * *

Sobat, kisah di atas benar-benar terjadi. Bukan karangan saya. Saya tidak ingin menghakimi teman saya itu. Lebih baik ambil hikmahnya dan jadikan cermin untuk amal kita selanjutnya.
Betapa, sering kita merasa bangga dengan ibadah puasa kita. Merasa telah melalui perjuangan sedemikian berat, melalui rintangan puasa di hari terik dan cuaca kemarau yang menyiksa. Menahan dahaga yang mencekik, pahitnya lidah serta lapar yang membelit. Akan tetapi, begitu beduk Maghrib berkumandang maka selesailah ujian puasa kita hari ini. Musnah pula benteng hawa nafsu yang kita bangun seharian penuh, sejak fajar menyingsing. Berganti dengan amuk nafsu yang ingin menjejalkan segala macam hidangan pembuka ke dalam perut. Rasulullah saw, telah mengingatkan, seburuk-buruk tempat dalam tubuh manusia adalah perutnya…

Lantas, bagaimana dengan abang becak tadi. Sudahlah ia harus menanggung malu karena makan di tempat terbuka, ia harus mendapatkan omelan dan cacian dalam hati kita. Meminta kita dihormati. Padahal pernahkah kita menghormati mereka? Pernahkah kita sedikit bersabar mengalah, tatkala becak yang mereka kendarai menghalangi laju kendaraan kita? Pernahkah kita mengetahui, dengan apa mereka makan hari ini?

Padahal inti dari berpuasa adalah merangsang kepedulian sosial kita. Ikut merasakan kepedihan oleh yang mereka rasakan. Tatkala perut lapar minta diisi sedangkan tidak ada lagi uang yang ada di kantong. Tak ada lagi warung yang berbaik hati meminjamkan beras, sekedar untuk mengganjal perutnya dan perut anak-anaknya malam itu…

Kemana kita pada saat itu?