2009-10-29

Trik Download Rapidshare dan Megaupload

Udah lama juga nggak nulis tips dan trik kompputer/berinternet. Kali ini saya mo berbagi untuk para raja donlot yang setiap hari berkutat dengan Rapidshare dan Megaupload. Tentu saja trik ini ditujukan untuk para free-user alias nggak ma(mp)u beli yang Premium. (Tipikal netter berkemauan besar tapi berkantong cekak! He-he...)

1. Trik Rapidshare

Malas nungguin waktu tunggu countdown? Ini triknya :

1. Copy-paste alamat (URL) file yang hendak anda download di address bar Mozilla.
2. Setelah halaman Rapidshare muncul, klik Free account.
3. Akan muncul countdown timer. Abaikan saja, hapus string url di address bar anda hingga bersih, kemudian ketik kode java script berikut:

Code:
javascript:alert(c=0)

4. Tekan ENTER, akan muncul sebuah message box di hadapan anda, tenang, jangan panik, tetap fokus dan bersabar tekan saja [OK] dengan penuh percaya diri, countdown timer akan segera lenyap dari hadapan anda dan rapidshare akan menampilkan link download file yang ingin anda download. Sumber

Sudah download pertama dan ingin melanjutkan aktivitas download lagi. Tapi muncul jendela pesan (penalty), bahwa kita harus menunggu sekian menit (biasanya 15 menit) karena telah melampaui kuota download gratis. Tenang, ini cara mengakalinya :

Perhatian :
Tips ini akan berlaku untuk pengguna ISP yang punya dynamic IP seperti Telkom Speedy.
1. download file dari rapidshare seperti biasa.
2. Kedua, kalau penalty alias disuruh nunggu beberapa menit muncul pakai tips ini. Matikan koneksi internet speedymu, trus connect lagi dan refresh halaman dari rapidshare pasti deh penalty tadi bakal hilang.
Soalnya saat kita me-restart koneksi internet, kita bakal dapat IP baru (Ingat dynamic IP). Dengan IP baru ini, rapidshare bakal mengenali kita sebagai pengguna baru. Sumber 2

2. Trik Megaupload
Bosan dengan kode captcha Megaupload yang kadang membuat kepala kita harus miring sana-sini,demi memastikan gambar kode yang muncul. Maka gunakan kode berikut ini :

1. Buka file yang ingin didownload. Sebagai contoh anda ingin mendownload file dengan string URLnya : http://www.megaupload.com/?d=12LGEN4A
2. Ketik alamat di atas, di address bar seperti biasa
3. Sebelum klik enter, edit alamatnya di atas dengan menambahkan kode mgr_dl.php setelah tanda '?' dan sebelum huruf 'd'
Contohnya : http://www.megaupload.com/?mgr_dl.phpd=12LGEN4A
4. Dan lihatlah hasilnya, anda akan langsung disajikan jendela save as. Anda bahkan bisa menggunakan IDM (Internet Download Manager) atau Download Accelerator Plus (DAP) dengan kecepatan maksimal! Sumber3

Selamat mencoba. Sekedar catatan, ketiga tips di atas saya coba Mozilla. Belum coba untuk browser lain.

2009-10-27

Memanipulasi Energi Cemburu

Tags

Coba ingat-ingat kembali kapan teman-teman mengalami perasaan iri dan cemburu? Perasaan di mana kita melihat orang begitu bahagianya mendapat kenikmatan baru. Masih ingatkah kita bagaimana tingkat kecemburuan kita dari hal yang sederhana, sampai kecemburuan yang luar biasa?

Teman, rasa iri dan cemburu itu kadang hadir terhadap hal-hal yang sangat kecil dan bahkan sangat sepele. Atau sebenarnya tidak perlu sama sekali. Karena, sadarkah kita bahwa cemburu yang hadir tersebut merupakan representatif dari sifat kanak-kanak kita?

Coba tulis bentuk kecemburuan yang pernah kita alami. Pernah merasakan iri melihat teman yang punya hape keluaran terbaru? Cemburu melihat teman akrab telah punya toko sendiri? Sedih melihat teman sudah menikah duluan? Marah ketika tahu 'musuh' kita ternyata sudah menjadi orang sukses? Jadi ingin juga memiliki motor kawan yang high tech? Dan sebagainya.

Lihatlah semuanya, tak lebih dari terganggunya ketenangan kita dalam menghadapi kesenangan orang lain. Sama seperti ketika kita merengek pulang ke rumah saat kecil dulu, tatkala kita melihat teman mempunyai mainan baru. Kita pun meminta kepada orang tua untuk membelikan juga..

Apakah perasaan iri dan cemburu tersebut masuk dalam kategori dengki?

Saya rasa bukan. bagi saya, ini sangat manusiawi sekali, dan sebenarnya bisa dijadikan energi positif buat mendongkrak etos hidup kita. Iri bisa berubah menjadi dengki bila muncul keinginan untuk melenyapkan kenikmatan yang ada dalam genggaman orang lain.

Dengan energi positif di atas, kita pun sebenarnya bisa melampaui batas diri kita sendiri. Kita akan merasa mudah termotivasi untuk melakukan sesuatu bila yang menjadi penyebabnya adalah orang yang berada dekat dengan lingkungan kita sendiri.

Boleh jadi memang ketika kita baru mengetahui akan kelebihan dan kenikmatan yang dirasakan oleh teman sendiri, serasa hati ini ingin meledak oleh amarah kecemburuan. Atau malah terkulai layu, lemah seakan tak berdarah lagi akibat tercelup oleh rasa sedih yang amat mendalam..

Namun, seandainya kita mau menyapih sifat kekanakan kita dengan sedikit sikap dewasa, niscaya kita bisa menjadikannya bahan bakar motivasi untuk meniru keberhasilan tersebut. Baik secara terang-terangan maupun diam-diam. Ketika kita kecil, kita mengadu kepada orangtua tentang mainan teman yang baru. Maka ketika kita sudah taklif seperti sekarang, Allah-lah tempat kita mengadu. Meminta agar memperoleh kenikmatan yang sama dengan mereka yang kita cemburui.

Sekedar berbagi pengalaman, saya bersemangat membuat blog setelah membaca blog sahabat saya ini yang telah mempunyai toko online. Juga sahabat saya yang lain dengan toko pempeknya.

Wallahualam.

2009-10-21

Infografis : Kabinet Indonesia Bersatu II


Selamat untuk Bapak/Ibu Menteri, semoga Indonesia bisa menjadi lebih baik lagi...

2009-10-14

Infografis : Sadis, Perampok Tembak PKL Pasar 16 Ilir


Berhati-hatilah, terutama bagi kaum wanita yang keluar sendirian di tengah malam. Karena saat ini, perampok sudah tidak pandang lagi. Main sikat saja...

2009-10-11

Tragis! Suami Dibunuh Selingkuhan Istri


Saat ini kasus kriminal tak lagi memandang siapa. Apalagi bila sudah menyangkut masalah emosi. Semua bisa dilakukan dalam keadaan kesetanan. Mari menjaga hati..

2009-10-09

Infografis : Kronologis Penyergapan Syaiffudin Zuhri


Salut sekali lagi untuk Densus 88.

Semoga musnah jaringan terorisme yang telah menebar fitnah bagi gerakan dakwah di negeri ini...

Sekali lagi salut dan angkat topi setinggi-tingginya untukmu..

2009-10-08

Infografis : Kronologis Kisruh Carrefour vs PT BJLS


Siapa sangka hanya politik yang kejam? Persaingan bisnis pun ternyata juga kejam..
Bahkan pihak eksekutif dan legislatif pun angkat tangan.
Apalagi mereka yang berstatus karyawan?
Bersaing boleh tapi tetap gunakan etika. Selesaikan dengan jalur hukum yang ada. Jangan dengan aksi krimininal. Apalagi sampai pemutusan hubungan kerja sepihak..
Yang menjadi korban tetaplah mereka orang biasa...

2009-10-05

Gempa Sumbar : Semoga Kita Masih Merasakan Dukanya

Tags
Apa yang anda tonton sekarang di depan televisi? Banyak. Mulai dari berita bencana, politik, kriminal sampai komedi ‘ancur-ancuran’. Masih ingatkah saudaraku dengan bencana di Ranah Minang minggu lalu. Masih lekatkah? Apakah anda masih memandangnya sebagai berita luar biasa atau sudah mereda rasa duka anda?

Semoga kita belum bosan untuk menyimaknya. Karena, masih banyak hikmah yang harus kita gali di balik terjadinya sebuah bencana. Bagi mereka yang menjadi korban ataupun kita yang jauh berada di sini. Semoga kita tidak jerih dengan pemberitaan media yang cenderung massif. Memborbardir pikiran dan akal kita di setiap sudut detik. Simak seperlunya, namun jangan tertinggal untuk mengamati perkembangannya setiap hari.

Sehari dari peristiwa gempa, kita masih ternganga tak percaya bahwa peristiwa itu benar-benar terjadi. Bagaimana mungkin, belumlah satu bulan peristiwa Gempa yang melanda Tasikmalaya, kini Padang dan Jambi pun berguncang. Hari kedua, kita tergerak untuk membantu. Berapapun sumbangan kita. Pakaian bekas dan beberapa lembar rupiah dengan kerelaan penuh kita hantarkan ke pos-pos penggalangan dana. Hari berikutnya, kita mulai disibukkan dengan pekerjaan sembari sekilas melirik ke layar kaca. Ya sesekali. Diselingi dengan berita korupsi dan sepakbola. Dan seminggu kini, kita seakan terbiasa dengan sajian berita evakuasi dan suasana daerah bencana yang belum tersentuh bantuan. Tapi hati kita seolah tak antusias lagi. Bantuan kemarin rasanya sudah cukup. Dan tanpa terasa kita pun melupakan mereka yang masih menjadi korban. Bukan sengaja, tetapi karena jebakan kebiasaan.

Ya, kita gagal mempertahankan simpatik kita dalam bentuk antusiasme. Amalan menjadi hambar akibat perasaan biasa-biasa saja. Padahal, tidak ada kata biasa-biasa saja bagi mereka para korban. Datangnya bencana alam tidak saja merusak infrastruktur fisik. Namun, datangnya bencana berarti meluluhlantakkan jalinan masa depan yang telah tersusun rapi. Melantakkan mimpi dan cita serta mencerai beraikan anggota keluarga bahkan anggota badan!

Dalam sekejap, banyak anak yang kehilangan orangtua. Ayah yang ditinggal mati putra tercinta. Satu generasi terputus. Dan tak sedikit pula yang kemudian terancam trauma karena kaki yang patah harus diamputasi. Trauma berlapis. Sudahlah harta lebur, keluarga hilang. Kini badan pun harus merasakan sakitnya yang kedua. Jangan bertanya apakah cita-cita mereka sekarang. Yang mereka butuhkan adalah bantuan makan dan minum secepatnya. Bukan acara seremonial. Sedikit tapi ikhlas saja rasanya tak cukup untuk suatu bencana besar seperti bencana di Padang ini. Harus ada penggerakan potensi besar agar bantuan menjadi tepat guna dan tidak diselewengkan. Saatnya mengambil peran untuk beramal yang lebih besar manfaatnya.

“Sesungguhnya Kami akan menimpakan cobaan atas kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan serta kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang jika ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji‘ûn." (QS al-Baqarah [2]: 155-156).

2009-10-02

Pemimpin yang Tidak Berguna

Tags
Di tempat pekerjaan mana pun, setiap kita akan menemui budaya dan pola yang berbeda-beda. Tergantung dari sistem apa yang dipilih oleh tempat kerja kita, spesifikasi pekerjaan, cakupan wilayah pekerjaan serta faktor pemimpin. Termasuk dalam hal ini adalah tipe para pemimpinnya.

Mengharapkan tempat kerja yang kondusif dan benar-benar sesuai dengan keinginan kita, ibarat mencari jarum di tengah tumpukan sekam. Sesuatu yang sangat mustahil. Bahkan di tempat yang menurut istilah banyak orang, terkenal bonafit dan welfare sekali pun. Selalu ada bayangan di bawah tempat yang terang. Begitu kata orang bijak.

Karena, terkadang semuanya kembali kepada sudut pandang dari yang memegang kebijaksanaan. Apa yang disebut kesejahteraan di mata karyawan, belum tentu searah dengan pemahaman di tingkat manajemen. Karena, sudut pandang karyawan cenderung sangat sederhana dan subyektif. Gaji tidak terlambat. Kesejahteraan karyawan dan keluarga dicukupi, anak dan istri tercover asuransi dan sebagainya.

Sedangkan bagi seorang manajer, terlalu banyak poin yang harus ikut dipertimbangkan. Dan harus berbagi dengan pos-pos pengeluaran lain.

Beruntunglah bagi mereka yang pada saat ini telah merasakan bekerja di tempat yang bonafit serta benefit. Di mana, kesejahteraan karyawan diperhatikan dengan sebenarnya dalam limit optimum. Bukan sekedar memberikan upah, segaris di atas UMR.

Banyak teman-teman di sekitar kita yang kerap mengeluhkan tentang buruknya manajemen dalam memperhatikan kenyamanan bekerja dan kesejahteraan mereka. Bahkan ada yang sampai menyebut dengan istilah, Pemimpin Yang Tidak Berguna.

Geli saya mendengarnya. Memang ada pemimpin yang tidak berguna? Setahu saya, yang sering disebut tidak berguna biasanya adalah bawahan atau staf yang tidak becus kerjanya serta tidak memuaskan pemimpinnya.


Tapi kalau Pemimpin? Apa iya ada yang tidak berguna.

Mari kita coba lihat dengan parameter yang sama, kita coba balik keterangan kalimat di atas. Pemimpin tidak berguna adalah pemimpin yang tidak becus kerjanya serta tidak memuaskan bawahannya. Sungguh, kedengarannya aneh dan sangat menggelikan. Memang karyawan ada hak untuk menilai pemimpinnya sebagai pemimpin yang tidak berguna?

Pandangan saya, kalau memang itu menyangkut kesejahteraan. Maka, jawabannya adalah IYA!

Tak kan ada pemimpin bila tidak ada anak buah. Termasuk tidak ada orang kaya tanpa ada orang yang lemah dan tak mampu. Pengusaha jaringan supermarket pun hidup dari daya beli orang yang secara ekonomi di bawahnya. Begitu juga para pemimpin. Mereka 'hidup' dari keringat yang mengalir di kening para karyawan. Mereka bisa tertawa senang dari tekanan beban pikiran para buruh memikirkan pekerjaan rutin.

Jadi kalau karyawan menuntut sesuatu yang memang menjadi haknya, maka itu adalah kewajiban perusahaan untuk memenuhinya. Sekira pun secara finansial perusahaan belum mampu untuk memenuhi 100%, paling tidak mereka yang duduk di middle management tidak menunjukkan gaya hidup yang berlebihan.

Karena, biasanya di sinilah pemantik kecemburuan karyawan. Belum lagi, bila secara terang-terangan sang pemimpin bersikap tidak adil. Pilih kasih atau malah memang mempunyai niat jahil untuk mengadu domba antara karyawannya.

Tidak ada keuntungan dari tindak-tanduk pemimpin seperti ini. Karena, kalaupun sang pemimpin puas karena telah terpenuhi kebutuhannya. Tapi di level karyawan, konflik akan mudah tersulut. Bahkan oleh hal remeh-temeh sekalipun.

Kinerja karyawan akan menurun, tak kan ada lagi loyalitas yang dibangun atas dasar hubungan kerja profesional. Yang ada kerja di bawah tekanan. Kerja mekanis, tak ada lagi ikatan emosi. Jangan harap para karyawan akan memberi pengabdian lebih. Yang ada mereka akan semangat membaca lowongan kerja. Dan bersiap meloncat jauh-jauh.

Ujungnya perusahaan yang dibangun dengan susah payah, akan tenggelam. Secara internal ia akan terus menjadi gunjingan para karyawan dan keluarga besar mereka di rumah. Dari luar pun, perusahaan tersebut semakin tidak mempunyai daya saing. Karena orang-orang terbaik satu per satu, mundur dengan teratur. Kecuali ada faktor X yang menjadi kartu As sang Pemimpin. Dukungan modal tak terbatas atau jaminan dari pihak penguasa. Siapa yang tahu?

Saran saya untuk mereka yang terjebak dalam kondisi seperti ini, keluarlah! Membiarkan diri terjebak dalam lingkungan yang zhalim sama saja dengan menzhalimi diri sendiri. Rasul sendiri menghimbau hijrah para sahabatnya untuk menghidarkan pengikutnya dari masyarakat Quraisy Mekkah yang zalim. PAdahal di sanalah sebenarnya tali kerabat dan kaum keluarga berkumpul...
Wallahualam bish shawab.