2012-06-21

Kisah Cacar Air

Tags


Ini cerita saya, saat kena cacar air 3 bulan yang lalu. Baru sempat diposting. Lama tersimpan di BB Gemini saya. sayang kalo bulukan. Dan sayang pula, tidak ada fotonya.

Jumat (9/3) - Sepulang dari mengantar Fathir (1 bulan) ke Puskesmas utk timbang badan dan memeriksa batuknya, badanku terasa pegal dan seluruh persendirian terasa ngilu otot terasa sakit. Ada rasa lemas yang menurunkan tingkat konsentrasiku.

Aku pun tidak jadi masuk kantor. Di rumah saja. Aku pikir cuma capek biasa, atau mungkin gejala awal serangan influenza.

Walau begitu, dengan kondisi badan nyaris lemas, tapi masih sanggup shalat Jumat dan mengangkut 10 keping seng untuk disimpan di samping rumah.

Bahkan, masuk Maghrib aku masih bisa memasak makan malam. Karena Istri lagi kerepotan dengan fathir.


Sabtu (10/3) -
Serangan sendi linu dan badan capek luar biasa, membuat aku tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Tidak bisa mencuci pakaian, tidak bisa bantu beres-beres rumah.

Tapi aku masih sanggup mandi sendiri, masih bisa tegak shalat Dhuha, bahkan masih sanggup mengguting seng.

Agak aneh memang, saat sakit, justru lebih enak diajak kerja (yang keringat-keringat bukan yang berbasah-basah air). Maksudnya, saat aku duduk menunggu kedatangan adik yang akan datang ke rumah dan minta diantar ke depan, bawaan badanku kayak orang sakit. Lemas, seperti tak ada tulang punggung.

Tapi begitu diajak bergerak, kok sakitnya malah nggak terasa.

Jadi sore itu, masih sanggup juga mengantar adik ke depan, membeli lauk malam yang jaraknya kurang lebih 5 km dari rumah. Belum ada tanda-tanda akan demam. Tapi memang, kondisi yang aku rasakan justru seperti orang baru sembuh dari sakit.

Badan lemas, sendi sakit, agak pusing dan lunglai.

Malamnya, baru terasa kedinginan saat berwudhu Maghrib dan saat berwudhu Isya. Tapi sudah itu, keringat dingin malah mengucur deras. Apalagi malam itu, cuaca terasa begitu panasnya. Aku tidur dengan baju basah oleh keringat.


Ahad (11/3) - 
Kondisi masih sama. Tapi saya mulai heran dengan muncul bintik mirip jerawat kecil-kecil di pergelangan tangan kiri ku. Sebenarnya, jerawat yang sama pertama kali aku temui hari kamis, di pinggang belakang sebelah kanan. Tapi aku pikir jerawat biasa. Untungnya tidak aku pecahkan. Biasalah tangan ini pritilan ingin memencet objek tak dikenal yang muncul di permukaan badan.

Lantas, karena saat itu saya juga gerah karena keringat dingin terus mengucur deras, saya buka baju. Barulah saya terbelalak dengan barisan 'jerawat' kecil nan imut yang berserakan tak beraturan di wilayah dada dan perut.

Nah, mulai deh muncul kekhawatiran, jangan-jangan ini cacar? Soalnya, dua hari yang lalu istri menelpon ayuk ipar yang lagi kena cacar.
Dengan pasrah aku bertanya dengan istri, "Mi, apa ini cacar ya?"
"Mana Bi. Oiya, ini cacar. Mirip luka letup karena terbakar.."

Hadeh.., ‎‎‎اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْنَ..
Akhirnya kena cacar juga. Karena sejak kecil, aku memang belum pernah terkena cacar sama sekali. (*)


Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon