2009-09-11

Satu Tahun Nayla

Tags

Tepat hari Selasa (8/9) kemarin, Nayla berusia satu tahun. Sungguh merupakan satu karunia yang tak terkatakan, kami bisa membesarkannya hingga jangka waktu satu tahun. Saat ini ia sudah banyak hal yang bisa ia lakukan. Di antaranya duduk, merangkak, ngesot, tegak dan berceloteh. Tapi memang, belum bisa berjalan. Mungkin 1 – 2 bulan ini. Doakan saja ya Sob.

.

Menjadi orangtua, tepatnya menjadi seorang ayah, merupakan kenikmatan dan sekaligus keajaiban. Ya, dengan hadirnya seorang anak, saya merasa menjadi orang yang berguna lagi. Saya bisa memberikan manfaat langsung kepada mereka. Berjuta rasanya bisa menyuapkan makanan ke mulut anak dan istri dari hasil keringat sendiri. Dari rezeki yang halal pula. Karena itu adalah sedekah.


Di usia satu tahunnya ini, Nayla sudah menunjukkan sifat-sifat yang saya sukai. Di antaranya :

Marah kalau keingintahuannya dicegah
Harapannya, ia berani dengan sikap dan pendapatnya. Tidak suka mengalah bila ia merasa benar. Dan memang, sebisa mungkin kami berdua tidak akan mencegah tingkah lakunya selama tidak membahayakan jiwanya. Seperti bermain dengan kucing, main tanah dan membongkar alat-alat pertukangan. Setelahnya, sebisa mungkin pula kami berikan penjelasan tentang apa yang ia kerjakan itu.

Suka berbagi
Dari beberapa kali kejadian, memang Nayla begitu mudah memberikan makanan yang ia pegang. Seperti menyuapkan roti ke mulut Umminya, memberikan makanan ke kucing tetangga yang main ke rumah. Harapannya, ia murah hati dan tak sungkan menolong siapa saja. Sesuai doa kami di namanya, Nayla, yang berasal dari bahasa Arab, Naailah yang artinya Wanita yang Pemurah.

Mudah akrab dengan orang baru
Umur tiga – empat bulan, Nayla belum bisa akrab dengan orang lain. Seperti tak mau lepas dengan gendongan Umminya. Sedih rasanya lihat ibu-bapak serta mertua yang tidak enak hati akibat cucunya menangis justru ketika Nayla akan mereka gendong. Namun itu dulu, sekarang ia bisa akrab dengan siapa saja yang berhasil menarik hatinya. Memang ada orang-orang tertentu yang ia masih belum mau ‘cair’. Seperti dengan Puyangnya, laki-laki yang berjanggut tebal (kakeknya) tapi dengan kasus yang terbatas, seperti tidak ingin dicium.
Harapannya, Nayla bisa menempatkan diri nanti di lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga mudah bersosialisasi.

Tidak mudah menangis
Untuk hal satu ini, Nayla memang bisa dibanggakan. Hanya dua kondisi yang menyebabkan Nayla menangis sampai tersedu-sedu (tepatnya merengek) namun tak sampai meraung-raung. Yakni kalo lapar dan mengantuk berat. Selebihnya, bila ia terjatuh, kejepit, kepalanya membentur dinding. Ia hanya menjerit kecil terus diam begitu kita ajak bicara. Maksudnya begini. Biasanya ketika kita memberikan perhatian yang terlalu berlebih kepada anak, maka akan muncul sifat cengengnya. Jadi sebisa mungkin kami hanya akan mengusap-usap kepala atau bagian tubuhnya yang sakit, sembari berkata, “Sakit yo Nak? Nah, memang seperti itu kalo jatuh atau kebentur lantai. Lain kali hati-hati ya..”

Dan biasanya ia langsung diam dan melanjutkan aktivitasnya lagi. Dan yang paling kami hindari adalah menyalahkan barang-barang yang menyebabkan ia terjatuh. Seperti, “Aidah, lantai ini sih kenapa licin..”, “Kucingnya galak ya nak, ntar mama cubit kucingnya”, “Aduh, pintu ini juga kenapa menghalangi jalan Nayla..” dan sebagainya. Intinya, membiasakan anak untuk tidak selalu menyalahkan orang lain. Semata-mata itu akibat kekuranghati-hatian sang anak.

Bagaimana dengan pengalaman Anda?

Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon