2014-09-11

Belajar dari Norman Kamaru

Sumber Foto : Nyatnyut.com
Beberapa hari terakhir, situs berita online banyak memberitakan mengenai kehidupan sosok Norman Kamaru. Mantan anggota Brimob Gorontalo tersebut, diketahui saat ini tengah membuka warung bubur kecil-kecilan di daerah Tower Damar, Apartemen Kalibata City bersama sang istri.

Judul berita pun menggugah simpati atau malah menggiring cibiran, “Norman "Caiya-caiya" Kamaru Jualan Bubur demi Menyambung Hidup”. Hidup bergelimang harta dan polularitas, ternyata hanya dirasakannya sesaat saja.

Tepat saat ia memutuskan untuk keluar dari kesatuannya, di saat itupula, titik balik hidupnya. Ia diberhentikan secara tidak hormat oleh pimpinannya dan impiannya untuk meraup rezeki dari ketenarannya menjadi artis Youtube pun meredup.
Norman Kamaru
Komentar sinis dari netizen
Tak ada lagi panggilan untuk manggung.

Netizen yang membaca berita tersebut tak urung berkomentar. Ada yang sinis, karena menganggap Norman terlalu silau dengan popularitas hingga meninggalkan profesinya sebagai anggota Brimob. Ada yang menyebut terlalu cinta dunia. Hingga ada pula yang ‘membela’, bahwa apa yang dilakukannya masih lebih baik daripada mereka yang bertahan dalam sistem namun terpuruk.

Komentar positif terhadap perjuangan lagi dari Nol untuk Norman Kamaru.
Ada juga yang malah berkomentar lucu, bahwa tidak mengapa Norman menjadi tukang bubur. Siapa tahu doa nanti akan diajak jadi pemeran Tukang Bubur Naik Haji, yang bintang utamanya (Mat Solar sebagai tukang bubur) sudah lama tidak kelihatan batang hidungnya :).

Kini penampilan Norman Kamaru tidak lagi gagah setelah tak mengenakan seragam brimob. Terakhir yang terlihat di televisi saat ditemui di warung buburnya, Norman hanya mengenakan kaos oblong kusam, dengan telinga kiri ditindik dan ukiran tato tampak menyembul dari balik lengan kaosnya.

Tak ada lagi kebanggaan. Hanya tersisa semangat untuk bertahan hidup di kota Jakarta.

Sebagai muslim yang baik, kita harus bisa mengambil hikmah dari kasus yang menimpa Norman Kamaru. Kita sebut saja sebagai kasus. Karena pada kenyataannya, apa yang terjadi padanya adalah sebuah pelajaran yang sangat berharga. Baik kepada institusi kepolisian, Norman Kamaru sendiri dan juga kepada masyarakat luas.

Ketenaran memang menyilaukan. Saking menyilaukan, tak mampu melihat lagi kiri kanan. Otak sehat dan nurani pun ikut buta. Beberapa contoh mereka yang terkenal karena Youtube, bersinar bak rising star. Sebutlah Sinta Jojo, Justin Bieber, Udin Sedunia dan sebagainya. Termasuk Norman Kamaru.

Namun, sayang beberapa di antaranya kemudian lalu jatuh cepat sebagai falling star. Tak terdengar lagi kabar beritanya.

Semoga kita bisa belajar dari Norman Kamaru ini, untuk tidak cepat merasa beruntung dengan popularitas instan yang diperoleh melalui media sosial ataupun media massa. Allah mboten sare. Ia akan melihat apa yang kita perjuangkan dengan sungguh-sungguh dan serius. Bukan bersantai, bermodal ketenaran sesaat.

Wallahualam.

2 comments

pelajaran yang berharga dari seorang norman kamaru "hargailah apa yang kita punyai saat ini, jika ada tambahan rejeki anggap saja sebagai hadiah yang datangnya tidak pasti".

Betul mas, kita tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah meyakini dengan sepenuh hati lalu berbuatlah yang terbaik..

Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon