2015-06-02

Engkau berhak mendapatkan nyawaku

Tags

Suami Isteri

Kisah ini, tentang kehidupan suami istri. Suatu ketika, di antaranya terjadi perselisihan. Saking hebatnya, terjadilah pertengkaran dan adu mulut. Suaminya yang emosi lantas mengangkat tangannya tinggi-tinggi dan menampar pipi sang istri. Sang istri terhuyung memegang pipinya yang memerah. Tangisnya tumpah. Istri, makhluk yang lembut, yang terlarang untuk disakiti.

Dalam keadaan begitu, tiba-tiba terdengar ketukan dari pintu depan. Sedangkan, sang istri masih terisak tangisannya.

Sang suami segera menenangkan diri dan kemudian berlalu ke arah depan. Melalui lubang pintu, ia pun melihat siapa tamu yang datang.

Dadanya berdegup. Ternyata yang datang adalah mertua dan keluarga istrinya. Ia mendadak bingung. Tapi ia tak ingin mertuanya menunggu lama dan curiga dengan aap yang terjadi. Ia segera membuka pintu, dan sebisa mungkin merubah rona wajah. Sedangkan sang istri segera berlari ke kamar mandi dan mencuci muka serta memperbaiki penampilan dirinya. Agar dia tidak terlihat seperti sedang menangis.

Begitu masuk ke dalam rumah, sang ibu masih bisa menangkap wajah putrinya yang sembab. Maka dan bertanyalah sang ibu, “Apa yang terjadi denganmu. Apa engkau habis menangis duhai putriku? Kenapa engkau menangis?”.

Suami Isteri

Dengan spontan, sang putri menjawab, "Iya ibu, aku menangis. Aku rindu dengan mu Ibu. Aku sempat berdoa dan ternyata Allah langsung mengabulkannya dan mengirimkan juga ibu datang ke sini, hingga tersampaikanlah rinduku ini.” sembari memeluk ibunya dlm keadaan masih menangis..

Sang suami tercengang. tidak menduga istrinya akan berucap seperti itu. Dalam bayangannya, sang istri pasti akan mengadukan perbuatannya kepada sang Mertua. Jika itu yang terjadi, maka habislah rumah tangganya. Namun, ternyata istrinya justru bersikap sebaliknya.

Ia pun pamit keluar rumah menuju ke pasar. Dibelikannya makanan untuk tamu yang datang, dan dia pun mampir ke toko perhiasan dan membelikan kalung emas senilai 1000 real (sekitar Rp33 juta). Ia lalu bergegas pulang.

Sesampainya di rumah, sang suami kemudian menjamu dan melayani keluarga mertuanya dengan sebaik-baiknya. Lalu, saat sore menjelang, keluarga mertuanya itu pun pulang.

Kemudian ia menuntun istrinya ke kamar lalu diberikan perhiasan tersebut.

Sang istri terhenyak berkata, "Subhanallah, ini kan terlalu mahal untukku wahai suamiku,". Sang suami mnjawab, "Engkau telah menyelamatkan rumah tanggaku, engkau sungguh-sungguh wanita shalihah, engkau wahai istriku, bahkan engkaupun berhak mendapatkan nyawaku”.

Hikmah
Dari kisah di atas, setidaknya kita bisa menarik pesan moral :

1.Diperintahkan untuk merahasiakan permasalahan rumah tangga kepada orang tua, karena itu akan menjadi beban orang tua, setelah seumur hidup kita sudah membebani orangtua. Sejak lahir hingga kita akil baligh.
2.Dianjurkan, hargailah setiap kebaikan yang sudah dilakukan oleh pasangan kita.
3.Dianjurkan, sesekali memberikan hadiah kepada sang istri, sebagai tanda terima kasih kita atas perjuangannya, jerih payahnya mengurus keluarganya. Jika bisa memberikan yang terbaik, jika tidak yang sesuai kemampuan dan bermanfaat untuk sang Istri.

Wallahu a'lam. (fb)

Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon