2009-07-09

Aku, Komputer dan Dunia Maya

Saya barangkali termasuk orang yang telat mengenal komputer apalagi berinteraksi dengan internet. Saya ingat betul, pertama kalinya bermain dengan komputer berbasis Windows 98 pada saat masuk kuliah di tahun 2000. Itu pun penyebabnya, ada mata kuliah yang mewajibkan tugas makalah.  

Sebenarnya sewaktu SMA saya sempat ikut kursus komputer di sekolah. Tapi sayangnya, yang diajarkan hanya DOS, Wordstar sama Lotus. Dengan tampilan kaku dan warna yang menyakitkan mata, membuat saya tidak berminat sama sekali dengan yang namanya komputer, membosankan dan nggak populer banget. Akibatnya, saya berani menyimpulkan, buat apa belajar komputer kalau cuma buat ngetik doang. Alhasil, sampai tamat SMA saya cuek banget dengan komputer.

Balik ke cerita awal tadi, akhirnya setelah tahu komputer bisa ngelakuin apa saja – saya terkagum-kagum sewaktu pertama kali datang ke rental, komputernya bisa ‘nyanyi’ – saya pun minta tolong sama teman yang kebetulan sering jagain rental untuk mengajari Windows. Saking semangatnya saya bela-belain nginep di rental! Berhari-hari saya belajar memainkan komputer. Canggih nian.. Belum lagi dengan kehadiran benda mungil bernama mouse. Saya makin terkagum-kagum dibuatnya. Bagaimana bisa ya? Terasa betul saat itu betapa beratnya untuk sekedar menggerakkan mouse. Seperti menggeser sebuah batu di atas meja! Apalagi mata dan tangan tidak cepat saling menyesuaikan. Tapi sejak itulah, seperti sebuah revolusi, segala sesuatu yang berkaitan dengan komputer akhirnya dengan mudah saya lewati. Jadi terkenang dengan program favorit saya saat itu selain Winamp, adalah Paintbrush.

Tantangan berikutnya adalah internet. Awalnya, saya sering ikut-ikutan teman rame-rame ke warnet di perpustakaan kampus. Serombongan kadang mengajak belasan orang. Tapi yang dipake justru tiga komputer. Satu komputer, dipelototin lima orang. Dan demi ‘keamanan’ berselancar, kami memilih duduk di deretan bangku paling belakang. Maksudnya aman mau ngapain saja, walaupun jumlah kursi maksimal yang bisa dipakai cuma dua buah saja. Sedang saya, cuma menjadi pemirsa setia saja. Saat itu, koneksi internet super-lelet! Satu web bisa 3-5 menit untuk sekedar loading. Tidak memungkinkan kami puas untuk bergantian menggunakan komputer. 

Saya pun kembali ‘memelas’ kepada teman saya untuk diajarkan cara bermain internet. Kali ini, saya yang bayar biaya onlinenya. Hal pertama yang saya lakukan adalah membuat email. Kalau tidak salah via Hotmail.com. Tapi saya gagal terus untuk login. Lupa username dan password, kacau!! Terus di kesempatan kedua, minta dibuatin lagi sama teman yang sama. Maklum, saat itu walaupun sudah bisa dikit-dikit, saya belum berani sendirian, baik ke warnet maupun ke rental. Takut nanti komputernya rusak gara-gara orang yang buta komputer seperti saya. He-he…

Kali ini, saya berhasil buat email di portal ukhuwah.or.id. Lumayan lama akun email saya bertahan di situs ini. Wuih, bangganya saat itu bisa punya akun email. Di setiap kesempatan saya tuliskan alamat email setelah nama saya. Saya juga pernah iseng-iseng, mengirim kartu ucapan ultah ke seorang teman lewat layanan Plasa.com. Dan beberapa hari kemudian, teman saya itu mengirimkan email ke alamat saya, mengucapkan terima kasih. Ho-ho-ho…, betapa senangnya saya saat itu. Saya masih tak percaya dan terpesona dengan keajaiban internet.

Ketika saya cerita dengan teman yang lain, teman saya ini cuma geleng-geleng kepala. Mungkin pikirannya saat itu bilang, “Ampun kampungan bener dah.” Dan sekarang kalo inget hal tersebut, saya sering tersenyum sendiri. Malu tapi menggelikan.

Awal-awal internet dulu, serasa masih konvensional benar. Setiap ada alamat internet baik di jalan, di koran sampai yang melintas sebentar di layar televisi pasti langsung saya catat. Kemudian buka alamatnya di internet. Dari mulai situs mie instan, teh botol sampai iklan oli. Saat itu belum kenal yang namanya search engine Google. Sekedar mengagumi tampilan web orang lain. Lagi pula, saat itu belum terbit kebutuhan sama sekali dengan internet. Baru sebatas ingin tahu saja.

Revolusi berlanjut bertahun-tahun kemudian. Saya pun terikat dengan google untuk sekedar mencari lagu dan bahan kuliah, email, miling-list, sampai yang terakhir ini mulai akrab kembali dengan aktivitas blogging. Saat ini yang menyita perhatian saya adalah bagaimana caranya mendapatkan uang dari internet alias Berbisnis online (BeOL). Mungkinkah ini puncak dari aktivitas surfing saya di dunia maya? Bagaimana dengan Anda?

Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon