2010-01-29

Mau di Bawa ke mana, AXIS Palembang..


Kehadiran operator AXIS di Kota Palembang, semakin menambah semarak persaingan pasar telekomunikasi seluler di kota Pempek ini. Genap sudah kehadiran operator nasional di Palembang. Tentu, dari kaca mata operator, kehadiran AXIS akan semakin memperketat kompetisi yang ada. Sementara di mata konsumen, kehadiran operator baru berarti kesempatan untuk memilih mana yang mampu memberikan keuntungan dan kemudahan berkomunikasi. Tak sekedar layanan teks dan suara saja.

Ini menjadi PR besar bagi setiap operator seluler baru untuk merangsek pasar yang sudah terbentang di kota Palembang. Bagaimana memanfaatkan ceruk yang belum diisi oleh para pendahulu. Atau mungkin ceruk itu sudah habis? Berarti harus berani mengkreasi program lama menjadi luar biasa. Bukan bahasa kepalang tanggung, bila harus bersaing berat. Persaingan tentu menjadi bahasa perang. Perang untuk mendapatkan pelanggan sebanyak-banyaknya. Yang juga berarti akan menaikkan market share. Bagaimanapun, Palembang dengan segala bentuk perkembangannya yang pesat dalam sepuluh tahun terakhir, telah menarik minat para operator seluler mengembangkan sayapnya.

Kalau kita coba perhatikan perkembangan industri seluler sejak 15 tahun lalu, selalu akan kita temui pergeseran kebutuhan konsumen dan seiring juga dengan perkembangan teknologi komunikasi yang sedemikan kilatnya. Namun hebatnya, kehadiran teknologi baru dalam dunia seluler tidak serta merta membunuh layanan teknologi yang ada sebelumnya. Contohnya, ketika saat ini semua operator memberikan layanan data dalam bentuk mobile chat, namun eksistensi SMS sebagai layanan unik pertama dalam teknologi seluler, tidak mati. Berbeda ketika layanan SMS muncul, yang langsung membunuh layanan telegramnya PT Telkom!

Namun di sisi lain, kita bisa mengambil contoh kasus layanan PT Pos. Ketika tarif ponsel dan internet menjadi sedemikian murah, mereka masih tetap eksis. Walau harus diakui berefek kepada penerimaannya. Tentu, penopang eksistensi ini, bukan hanya dengan mengandalkan layanan tradisional. Melainkan mereka berani ekspansi ke pelayanan yang sangat consumer oriented. Mereka terbuka dalam menjalin kerjasama dengan pihak lain. Pembayaran rekening listrik, telpon dan PAM. Pembayaran kredit motor. Memperluas jaringan Tabungan Batara Pos (BTN) dan Share (Muamalat) dan yang terakhir adalah layanan kargo Haji. Semuanya bisa dilakukan di satu tempat dan di satu waktu. Di mana layanan yang disebutkan terakhir ini, benar-benar bukti manuver brilian pihak PT Pos yang memanfaatkan budaya orang Indonesia yang berhaji yang ingin membawa banyak oleh-oleh, namun dibatasi oleh pihak panitia haji.

Lalu bagaimana dengan AXIS sendiri? Saya percaya, orang-orang yang berada dalam lingkar manajemen AXIS adalah orang-orang jenius. Apalagi sampai dengan Oktober 2009, jumlah pelanggannya secara nasional telah mencapai 6 juta orang dengan jumlah BTS yang berhasil didirikan sebanyak 3.800 buah. Memang dibanding persen pengguna seluler se-Indonesia, yang sejumlah 125 juta, data Desember 2009), persentasenya tak lebih dari 5%. Namun bila dilihat usianya yang baru mengijak dua tahun, pertumbuhan ini sudah sangat pesat.

Pembahasan ini akan membawa kita, terutama manajemennya di kota Palembang, ke hadapan tembok besar dengan tulisan besar pula. “Bagaimana AXIS bisa melakukan lebih banyak agar pelanggan juga bisa mendapatkan kepuasan lebih?

Kita berhenti dahulu sejenak. Coba perhatikan tren operator dalam mengedukasi pasar. Dimulai dengan layanan voice dan text, bebas roaming, free talk, penurunan harga perdana, bundling hape bermerek, penurunan limitasi pecahan voucher isi ulang, bonus pulsa saat isi pulsa, bonus tiap terima telpon dari operator lain. Kemudian mulai masuk ke era layanan data internet, booming situs pertemanan dan jejaring sosial yang melahirkan paket bundling Blackberry, paket bundling hape lokal Blackberry wanna be dan seterusnya.

Sekarang mari bertanya, apa yang belum dimasuki oleh AXIS? Saya rasa semuanya sudah dicoba. Kalau kita sebut strategi mainstream di atas sebagai strategi on-air, maka mengapa kita tidak memikirkan strategi off-air? Saya mengapresiasi acara kopi darat AXIS dengan komunitas blogger Palembang, Wongkito beberapa pekan yang lalu. Membidik komunitas adalah salah satu kiat marketing yang mempunyai efek keterikatan merek.

Kita kadang lupa. Selalu ada unsur sosial dalam setiap keberhasilan korporat besar. Saya kadang sedih, melihat laju pertumbuhan bisnis operator seluler yang melaju kencang namun hampir tak berimbas dengan produktivitas Usaha Kecil Menengah (UKM).
Ini yang saya usulkan. Menyeimbangkan antara strategi on-air dan off-air. Target jangka pendeknya adalah menaikkan citra merek sebagai merek yang berangkat dari bawah. Merek yang edukasinya dimulai dari komponen ekonomi masyarakat paling bawah. Inilah bentuk marketing penyeimbang yang cerdas.

Palembang mempunyai ribuan potensi untuk digandeng menjadi mitra bagi marketing AXIS. Agak idealis memang, tapi ’kan hal unik yang hendak digarap AXIS sebagai pemain baru. Bolehlah disebut sebagai bagian dari Corporate Social Responsibility (CSR). Namun, tetap dalam koridor meningkatkan kedekatan dengan masyarakat yang ujung-ujungnya meningkatkan kepercayaan. Bahwa AXIS memberikan manfaat seluas-luasnya kepada mereka. Bahwa, AXIS memang GSM yang baik. Bukan sekedar menumpang jualan di wilayah mereka, namun lupa berbagi tempat duduk dengan ekonomi masyarakat.

Latas, bagaimana bentuk strategi off-air yang bisa dilakukan? Banyak. Bukankah, AXIS sudah berkomitmen untuk mengembangkan layanan 3G-nya. Tidak sekedar berjalan dengan pita GPRS. Strategi tersebut bisa diwujudkan dalam bentuk :
1. Penyediaan layanan hot spot di beberapa ruang publik dengan memberikan keringanan syarat bagi yang ingin menggunakannya.
2. AXIS go to school, bekerja sama dan sekaligus follow up pembinaan ekskul yang berhubungan dengan layanan AXIS. Mading online, pemetaan database sekolah misalnya.
3. Kerja sama dengan UKM dalam hal kemudahan penggunaan internet untuk pemasaran mereka. Bisa diwujudkan dalam pelatihan mini e-commerce, instalasi sederhana perangkatnya yang murah namun powerful. UKM-UKM yang bisa digandeng berupa kerajinan songket, empek-empek, ukiran khas Palembang, travel wisata dan sebagainya.
4. Membina kerajinan kecil, yang bersifat Product after Product. Seperti membuat sarung hape, gantungan hape yang berikon AXIS dengan theme landmark Palembang. Sekaligus bisa dijadikan sarana untuk mendekati pihak regulator (pemerintah) kota Palembang.

Dengan melakukan strategi off-line, insya Allah efeknya akan terasa lebih lama. Pendekatan personal akan terasa efeknya dibandingkan dengan pendekatan antara penjual dan pembeli. Tanpa edukasi yang massif dan jor-joran, secara tidak langsung masyarakat yang merasakan manfaat AXIS akan menjadi agen marketing dengan sukarela.

OK AXIS selamat datang ke Palembang, semoga eksis!
Salam

----
Tulisan ini disertakan dalam lomba penulisan blogging competition AXIS Palembang

15 comments

Memang bukan hal yang mudah untuk bersaing..
terutama untuk menyaingi pemain lama..
sepakat dengan masukan buat exis yg dibuat oleh penulis..

dan siapa tau pihak management bisa mengembangkan ide-ide yang lebih kreatif lagi yaa..

yang jelas selamat datang ke kota pempek buat exis..

setuju sama penulis, axis harus memiliki diferensiasi yang jelas dan menawarkan added value dibanding operator seluler yang lain. Bukan hanya ikut-ikutan nimbrung di jagad seluler dan dunia telekomunikasi yang terus berkembang saat ini...

persaingan semakin kompetitif, sebagai pemain baru sulit menembus dominasi pemain lama. memang susah tapi bukan berarti tidak bisa.

Memasuki kota Palembang, pendekatan strategi marketing yang membumi dengan segala kekhasan kota pempek ini harus dikedepankan..

@Anonim dan Zuhri -- Thanks udah mampir.
Untuk Axis tak ada kata lain, kecuali berani berinovasi. Sekalipun itu tidak populer dari mata operator lain.

yups... sepakat dengan pakde.
axis harus eksis, terutama dengan hal kreatifitas. bukan hanya ikut-ikutan aja. tapi bs mencari sisi unik dari axis itu sendiri.

untuk sesuatu yang baru dan bisa diterima masyarakat, emang harus perlu usaha yang keras baik dari trik maupun strategi yang digunakan.

ehemm... ^_^ SELAMAT untuk AXIS,
semoga bisa bermanfaat bagi banyak orang, amin...:)

Hmm...misi, numpang komen ya.
jauh nih, dari batam buat ngasih komen.

Saya coba ambil cerita keberadaan AXIS di batam.
AXIS sudah masuk Batam sejak akhir 2008 silam, jadi udah 1 tahun lebih bercokol.

Sependek pengetahuan saya, AXIS di Batam cukup mendapat respon positif dari masyarakat Batam yg Madani & notabene Highly Mobile.

Terbukti banyak rekan yg menggunakan.
TAPI. . . .
AXIS di mata saya, hanya sebagai operator sekunder, bukan primer yg di pakai sebagai Fixed Number a.k.a nomer ONCAK (Andalan).

AXIS di Batam banyak di pakai user untuk Layanan Blackberry Harian-nya yg Breakthru.

Bayangkan saja, Operator Xx ngasih 5000/hari, Telxxxxxl ngasih 6000/hari, Indxxxt ga beda jauh.
AXIS ngasih 3900/hari.
Itu pun layanannya POLL, karena Batam adalah pulau kecil, sehingga Coverage bisa tercakup baik.

I am not talking about other Islands, such Rempang, Galang, Bulan, dll yg jauh dari Batam.

Intinya, AXIS emang GSM yang Baik dalam ngasih harga untuk BBM-an, BIS di Blackberry.

Regards,

@cahaya_rmhku : Setuju, Bu! AXIS Harus berani buat terobisan.

@Riksha : Thanks Bro udah komen. Gitu ya kondisi AXIS di Batam? Bener-bener komen berdasar pandangan mata di lapangan.

Perspektif baru neh bagi AXIS, JANGAN MAU JADI PEMAIN SEKUNDER. Tapi, kalau itu bagian dari strategi marketing, bolehlah untuk jangka pendek.

selamat anda telah menang kompetisi BLOG Axis Wongkito.. silahkan check di wongkito.net

saya melihatnya begini, operator dengan jaringan yg banyak sudah ada, operator yang menawarkan tarif murah meski lemot juga ada, operator yang menawarkan layanan berkualitas namun mahal ada juga. nah, AXIS mau masuk dari pintu yang mana ? ikutan menerobos berdesakan pada pintu yg sudah ada atau memilih membuat pintu sendiri?

Tahniah Pakde... Selamet yoh.. tulisan anda MENANG!!

Read here.. http://wongkito.net/

Tahniah Pakde... Selamet yoh.. tulisan anda MENANG!!

Read here.. http://wongkito.net/

@jafis & Indah --- Alhamdulillah, terima kasih untuk informasinya. Dan terima kasih untuk kesempatan yang diberikan. Mudah-mudahan tulisan saya ini dan hadiah yang akan saya terima bermanfaat nantinya.
@Victor --- Sepakat Mas Victor. Semoga AXIS jeli melihat peluang yang ada atau malah menciptakan peluang baru?

Yup, ide yang menarik. Yang menarik juga adalah strategi off line-nya yang dimaksud tentu akan diperbandingkan juga dengan kemungkinan penambahan jumlah subscriber AXIS. Apakah dengan kegiatan off line tersebut secara signifikan akan menambah atau cuma akan menjadi CSR saja. Apalagi kalau dikaitkan dengan jumlah kartu yang churn.
Biasanya operator getol banget dengan aktifasi kartu agar secepat kilat jumlah subscribernya menjadi angka yang fantastis, tetapi tidak lama setelah itu jumlah churn juga sama fantastisnya dengan jumlah aktifasi.

Axis mau yang bagaimana?

@Welli -- Strategi marketing memang tidak bisa dikaitkan langsung dengan peningkatan signifikan dari pelanggan. Itulah beda antara marketing dan direct sales.
CSR yang berjalan dengan ikhlas, dalam artian jangan terlalu kelihatan ada maunya, biasanya berefek lama. Tentu diikuti dengan followup selanjutnya. Toh, besar biaya CSR kadangkala lebih kecil daripada mengundang band papan atas untuk sekedar memeriahkan soft, grand sampai re-launching.
Akan berefek bila strategi marketing CSR diubah, misalkan mengundang anak-anak panti yang mampu menunjukkan kelebihannya..

saya pengguna axis tp kq waktu saya ke palembang, kartu axis saya tidak bs dipakai (tidak mendapat sinyal/emergency calls only). itu bs dijelaskan knp ya?terimakasih

#Fahmi -- Wah, ada apa ya? Apa pas kemaren kemaren AXIS lagi gangguan kali? Sudah coba hunbungi CS nya?

Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon