2013-05-12

Resensi Buku Sila ke-6 : Kreatif Sampai Mati



Resensi Buku  Sila ke-6 : Kreatif Sampai Mati -- Membaca buku setebal 320 halaman ini, serasa membaca majalah Intisari edisi khusus. Sama sekali tak ada 'bau' buku formal di dalamnya. Bagaimana tidak, sejak halaman pengantar hingga halaman terakhir, buku karangan Wahyu Aditya ini penuh dengan ilustrasi kreatif nan sableng. Hura-hura dengan layout orisinil dan hemat dalam pemilihan kata.

Alih-alih memainkan layout buku dengan energi kreatif yang elegan, layaknya buku-buku genre how-to lain yang secara rapi dan teratur menempatkan ilustrasi, caption dan footer, founder Hellomotion Academy ini lebih menjadikan bukunya bak catatan binder kuliah yang dikumpulkan dari perjalanan hidupnya, lengkap dengan coretan ilustrasi ala scratch book, serba spontan. Memang menjadi kreatif itu harus berani keluar dari pakem, istilahnya Out of the Box.

Sila Ke-6 : Kreatif Sampai Mati

Segar benar rasanya menyeruput ide yang digagas Wahyu Adiya (selanjutnya ditulis dengan akun Twitternya aja ya, @maswaditya namanya kepanjangan kalo mau ditulis terus :) .

Publik barangkali mengenal @maswaditya sebagai pendiri Hellomotion Academy dan penggagas festival film pendek dan pop culture Hellofest. Sedang saya mengenalnya lebih dekat baru di buku ini. Sebelumnya pernah kesasar ke web milik Kementerian Desain Republik Indonesia (KDRI) yang katanya belum atau malah tidak (akan pernah) sah.

Entah, magnet apa yang menuntun mata saya melihat bahkan sampai membeli buku Sila ke-6 : Kreatif Sampai Mati ini. Padahal, mati-matian saya tahan nafsu tidak membeli buku komik-komik Indonesia keluaran terbaru di Gramedia eh, ngeliat cover buku ini dari kejauhan dan judulnya yang provokatif, membuat saya ringan saja mengambil dari tumpukan buku yang sebenarnya bagus-bagus juga di sebelahnya.

Bismillah, tak lupa saya ucapkan, semoga saya mendapat manfaat dari buku ini.
Dan benar, buku ini sangat luar biasa!
Baiklah mari kita lihat apa yang luar biasa dari Sila ke-6 : Kreatif Sampai Mati ini.


Yang pertama tentu saja, layout dan penyusunan kontennya. Sesuai dengan judulnya, Kreatif Sampai Mati maka buku ini harus mempertanggungjawabkan jargon kreatif yang diusung, kalo nggak pastilah buku ini akan menuai cibiran.

Sila Ke-6 : Kreatif Sampai Mati
Sejak cover, @maswaditya sudah bikin ulah. Apa karena nggak pede dengan cover buatan sendiri (tentu saja ini tidak mungkin sama sekali!) atau malah berbaik hati memberi kesempatan kepada pembaca yang mengaku-ngaku insan kreatif untuk memanfaatkan space kosong yang ada di lipatan bagian dalam cover, dengan kreasi cover sendiri. Keren!

Kedua, menyimak penuturan @maswaditya bab per bab - yang mana tak perlu dibaca secara berurutan, rasanya enuaaak tenan. Kok bisa? Ya, karena @maswaditya adalah pelaku sejarah yang kreatif memberikan motivasi di dalam buku ini. Praktisi yang pandai memotivasi, tentunya mempunyai nilai sendiri untuk lebih memprovokasi para sidang pembacanya yang budiman.

Sila Ke-6 : Kreatif Sampai Mati

Ketiga, setiap peralihan bab, ada ilustrasi yang super cool. Ibarat Gola Gong yang setia di setiap pangkal bab menyisipkan bait puisi di novel legendarisnya Balada si Roy, maka @maswaditya dengan sengaja dan sadar diri menyisipkan kutipan kata-kata motivasi untuk berkreatif lengkap dengan ilustrasi menawan dan tipografi yang sangat memikat visual. Saya sangat suka!

Sila Ke-6 : Kreatif Sampai Mati

Ke empat, buku ini banyak menceritakan pengalaman teman, pengalaman sendiri hingga kegalauannya tentang logo HUT RI yang tak mengalami perubahan sama sekali, yang justru membangkitkan semangat nasionalismenya untuk mendesain ulang logo HUT RI dan menyebarkannya secara gratis (common Creative). Bahasanya sangat lugas dan jujur ada apanya.


Oya, sebelum kelupaan. Sangat beruntung @maswaditya punya partner sehidup semati yang bersedia memberikan masukan membangun ( atau hampir 'membunuhnya' karena frustasi dikritik melulu) yakni istrinya @helloarie. Tentang hal ini bisa dibaca pada 'Butir 16 Fleksibel Saja' bagian 'Berdampingan dengan Feedback Expert'.

Bagaimana untuk desain cover buku ini saja, @maswaditya harus rela dikritik dengan lapang dada walaupun tentu saja dengan sedikit bocor emosi di sana sini. Termasuk kritikan @helloarie saat proof tulisan buku disodorkan, yang katanya terlalu formal, bapak-bapak dan buian kamu banget! Kalau bukan karena kritikan tulus dari sang istri tentulah buku ini tak jauh beda kadar kreatifnya dibanding buku lain.

Pokoknya semua isi buku menarik! Kamu harus beli Sila Ke-6 : Kreatif Sampai Mati, kalo nggak rugi banget. Jarang-jarang ada 'orang dalam' dari Kementrian Desain Republik Indonesia (KDRI) - bersedia turun gunung berbagi ilmu dan blusukan menceritakan pengalamannya untuk memotivasi manusia kreatif Indonesia.

Salam Kreatif Sampai Mati!

Sumber Foto : http://kdri.web.id/ksm

2013-05-08

Resensi Buku : Islam Sehari-hari Karya Vbi_djenggotten

Tags
Resensi Buku Islam Sehari-hari -- Ini buku ketiga karya vbi_djenggotten yang menghias rak buku mini saya. Setelah buku 33 Pesan Nabi : Jaga Mata, Jaga Telinga Jaga Mulut dan sekuelnya 33 Pesan Nabi Vol. 2 : Jaga Hati Buka Pikiran.
Resensi Islam Sehari-hari vbi_djenggotten
Dwilogi 33 Pesan Nabi yang wajib dimiliki

Saya secara pribadi sangat bersyukur, ada jenis komik religius seperti komik karya vbi_djenggotten ini. Di tengah arus kebangkitan komik lokal yang dibesarkan oleh generasi manga dan komik Barat, yang cenderung 'sekuler' dan menceritakan kejadian sekitar apa adanya tanpa filter, vbi_djenggotten berani mengangkat tema yang sejuk. Yah paling tidak untuk dua judul buku yang saya sebutkan sebelumnya.

Buku kesekian karya vbi_djenggotten (kalo nggak salah buka ke-4 yang dibuat sendiri, di luar karya kompilasi bersama komikus lain, pun juga kolaborasi dengan istrinya sendiri) ini menghadirkan emosi baru. Ada amarah yang ingin vbi_djenggotten ungkapkan melalui komik ke-4 ini. Dan sebagian amarah itu mewakili kemarahan saya juga secara pribadi terhadap kondisi umat muslim di negara ini.
Resensi Buku Islam Sehari-hari vbi_djenggotten
Bila di kedua buku 33 Pesan Nabi vbi_djenggotten berhasil mendekatkan pembaca dengan cara yang lembut dan sejuk, diwakili dengan beberapa tokoh utama dan cameo yang tak sungkan menangisi diri sendiri karena melakukan dosa. Maka di buku Islam Sehari-hari ini, vbi_djenggotten memutuskan untuk mewakili diri sendiri dalam satu tokoh bersarung ditemani tokoh 'setan' yang mengenakan helm bertanduk, memuntahkan amarahnya dalam panel-panel ekspresif.

Perilaku masyarakat secara individu maupun mewakili organisasi tertentu hingga jamah masjid sekalipun, menyembur tanpa ampun di'marahi' oleh vbi_djenggotten. Bahkan konter hape dan bengkel kaki lima yang jualan hingga menutupi trotoar pun mendapat sorotan sinis dalam gambarnya.

Termasuk fenomena jilbab punuk unta, berpakaian tapi telanjang, berfoto pra wedding, mengabaikan peraturan lalu lintas hanya karena merasa aturan itu buatan manusia bukan buatan Tuhan, dan sebagainya. Merupakan hal-hal sepele namun penting dan sering diabaikan. Fenomena ini dilukiskan dengan penuh kemarahan.

Ini mengingatkan saya dengan buku komik opini Hidup Itu Indah karya Aji Prasetyo. Di mana sinisme dengan kadar yang lebih tinggi digambarkan oleh Aji terhadap fenomena sosial-keagamaan yang sudah menjurus ke radikalisme dan partisan.

Tapi seorang vbi_djenggotten beda. Ia punya aliran sendiri dalam hal mengutarakan opini. Terlepas dari gaya kartunnya yang telah menemukan gaya sendiri, buku Islam Sehari-hari menunjukkan kematangan vbi_djenggotten dalam berkarya.

Saya hanya bisa mendoakan, karya-karya Mas vbi_djenggotten tetap istiqomah dalam menyuarakan Islam melalui komik. Boleh jadi ada sebagian kalangan yang mengharamkan menggambar mahluk yang bernyawa. Tapi, tentu ada pendapat lain yang justru mendukung penggunaan media seni dan hiburan, dalam hal ini komik untuk berdakwah.

Meminjam istilah Ustadz Yusuf  Mansyur, "Dekatkan pencinta dunia kepada Surga, jangan dijauhi". Maka, menjadi tugas seorang vbi_djenggotten dan juga penulis cerita plus komikus muslim untuk mendekatkan para pencinta buku dan komik kepada Islam dengan cara menghadirkan karya yang religius, bermanfaat namun tetap ringan dan menghibur.

Sekian dan terima kasih.