Batu Akik Sulaiman -- Bicara soal batu akik, ternyata genre batu akik Sulaiman banyak juga yang mencarinya. Katanya sih punya kelebihan, bisa untuk ini, bisa untuk itu, bisa menambah ini, bisa menambah itu.
Bagi saya pribadi, cincin hanyalah sekedar cincin. Cukup sebagai perhiasan saja, tanpa perlu memberikan embel-embel kesaktian apalagi kelebihan-kelebihan yang terkadang tidak mampu dijangkau oleh rasional.
Kalau sudah begini, orang Indonesia paling jago untuk memberi istilah dan hal klenik lainnya. Tapi sudahlah, keindahan batu akik terutama batu akik sulaiman cukup dilihat dari kemilaunya saja yang indah dan sangat cantik, seperti gambar-gambar di bawah ini :
Batu Akik Sulaiman Combong |
Batu Akik Sulaiman Daud |
Batu Akik Sulaiman Hijau |
Batu Akik Sulaiman Junjung Derajat |
Batu Akik Sulaiman Kuning |
Batu Akik Sulaiman Kurung |
Batu Akik Sulaiman Madu |
Batu Akik Sulaiman Mata |
Batu Akik Sulaiman Pancawarna |
Batu Akik Sulaiman Susu |
Batu Akik Sulaiman Wulung |
Oya, terkait dengan batu akik Sulaiman ini, setelah coba digugling ada riwayat israiliyat yang saya dapat. Sebenarnya dalam kisah tersebut cuma disebut Cincin Sulaiman saja. Tidak tahu apakah itu adalah cincin batu akik, atau cincin logam yang biasaya sekaligus berfungsi sebagai stempel. Wallahualam.
Berikut kisahnya :
Dikisahkan dalam kitab Mukhtashor Tarikh Dimasyq, suatu ketika saat Nabi Sulaiman alayhissalam hendak berwudhu, ia lalu menitipkan cincin kepada Aminah, seorang pembantunya. Kemudian berwudhulah Sulaiman.
Rupanya, pada saat bersamaan, ada sesosok Jin yang tengah berada di balik pintu dan mendengar penuturan Sang Nabi. Muncul pikiran jahil di kepalanya. Dengan mengendap, ia pun berpura-pura datang dari arah kamar mandi dan membasahi muka dan janggutnya.
Jin yang menurut riwayat bernama Sokhr itu, lalu menyaru wajahnya semirip mungkin dengan Nabi Sulaiman alayhissalam. Sang Jin lalu mengibas-ngibaskan jenggotnya yang basah seolah dari berwudhu dan menemui sang pembantu.
”Cincinku wahai Aminah.”
Tanpa curiga, Aminah lalu memberikan cincin tersebut kepada jin Sokhr yang telah menyaru menyerupai Nabi Sulaiman, lantas diapun duduk di singgasana Sulaiman.
Melihat perwujudan Sulaiman telah berada di singganana, maka golongan burung, jin, setan, awan pun segera turun dan metunduk kepadanya.
Sementara itu, dari tempat wudhu terjadi kegaduhan. Sulaiman alayhissalam yang baru selesai berwudhu mengatakan kepada Aminah, ”Cincinku.”
Aminah terkejut dan bingung, lalu ia bertanya,”Siapa anda?”
Dia menjawab,”Aku Sulaiman bin Daud.” Dan tampak terdapat perubahan pada
penampilannya.
Aminah berkata,”Engkau bohong! Sesungguhnya Sulaiman telah mengambil cincinnya dan saat ini dia tengah duduk di singgasanan kerajaannya.”
Demi mendapat penjelasan tersebut, kagetlah Sulaiman alayhissalam dan tahulah ia bahwa dia telah mendapati suatu kesalahan.” (Kitab Mukhtashor Tarikh Dimasyq juz III hal 379)
Dalam riwayat lain terdapat kelanjutan kisahnya. Setelah menyadari kesalahan, Sulaiman alayhissalam merasa malu dan menyesal, ia pun berlari jauh ke padang tandus. Hingga pada suatu ketika ia merasa sangat lapar dan dahaga.
Ia pun mulai meminta makanan dan minuman kepada orang-orang yang ditetemuinya, sembari berkata, ”Aku Sulaiman bin Daud.”
Namun orang-orang tidak mempercayainya. Menurut riwayat, Sulaiman berada dalam keadaan lapar dan tanpa tutup kepala ini selama 40 hari.
Hingga sampailah Sulaiman alayhissalam di tepi pantai dan dia menyaksikan sekelompok nelayan. Ia pun lalu menghampiri dan menawari diri untuk bekerja kepada mereka.
Kemudian Asif bin Barkhoya berkata,”Wahai orang-orang Bani Israil, sesungguhnya cincin Sulaiman telah dicuri oleh sekelompok setan dan sesungguhnya Sulaiman telah pergi dengan ketakuan diwajahnya.”
Tatkala Jin yang duduk di singgasana itu mendengar perkataan tersebut, maka ia pun pergi menuju lautan dengan perasaan takut dan membuangnya. Cincin yang dibuang itu lalu ditelan oleh ikan salmon yang kemudian ikan itu terjaring oleh Sulaiman dengan izin Allah swt.
Dan, saat ikan tersebut dibawa ke daratan, Sulaiman lalu menyianginya. Saat membelah perut ikan tersebut maka ia mendapati cincinnya berada di dalamnya lalu dia pun memakainya di jarinya dan bersujud syukur kepada Allah swt.
Setelah itu dia kembali ke singgasananya dan duduk diatasnya sebagaimana disebutkan didalam firman Allah swt Artinya : “Dan Sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat.” (QS. Shaad : 34) (Bada’i az Zuhur fii Waqo’i ad Duhur juz I hal 85).
Catatan Redaksi : Kisah di atas termasuk kisah israiliyat, atau kisah yang bersumber dari Bani Israil. Terhadap kisah-kisah israiliyat seperti ini, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alayhi wasallam tidak melarang dan tidak pula menganjurkan untuk mendengarkannya. Jika ada yang baik, maka bisa menjadi pelajaran. Jika tidak maka cukup diabaikan. Wallahualam.
Sumber : tutorialbagus.com
Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon