2012-06-02

3 tips mengendalikan nafsu belanja anda

Tags


Tips mengendalikan hasrat belanja
Tips Belanja – Salah satu permasalahan yang menjadi pengganjal dalam persoalan keuangan, adalah mengenai kebiasaan belanja yang berlebihan. Bahkan bagi sebagian orang, kegiatan berbelanja telah menjadi semacam hobi, akibat terlalu sering berbelanja. Biasanya, hal ini dilakukan secara impulsif atau tanpa perencanaan, keinginan ingin membeli timbul hanya karena melihat harganya sedang diskon, kemasannya yang menarik, bayangan keuntungan yang dimiliki jika menggunakan barang tersebut hingga batas waktu pembelian yang sengaja dibuat sempit.

Namun, kepuasan berbelanja barang-barang impulsif tadi hanya sesaat. Karena, pada saat uang sudah terlanjur berpindah tangan, barulah timbul sebersit di hati tanda-tanda sesal. Ya, penyesalan baru muncul beberapa waktu berikutnya, ketika kita sudah bisa beripikir rasional kembali. Atau ketika anda membuka kembali catatan kauangan bulanan yang berjalan.

Pertanyaan penyesalannya standar saja, mengapa menghabiskan uang untuk beli ini, kan masih ada yang lama? Mengapa belanja barang itu, kan tidak terlalu bermanfaat di rumah. Atau ada juga yang baru sadar setelah melihat deretan baju yang belum pernah dipakai di lemarinya, buku-buku yang masih dibungkus plastik di rak buku, atau perlengkapan dapur yang masih dibungkus dalam kardus dan hanya dipakai sesekali saja. Dan sebagainya.

Lantas, apa yang bisa dilakukan untuk mengurangi keinginan belanja yang kadang-kadang begitu menggelora? Tiga tips belanja dari Ahmad Gozali berikut mungkin bisa membantu Anda :

1. Bedakan antara butuh dan ingin
Faktor terbesar yang menjadi pendorong seseorang menjadi begitu bernafsu membeli barang adalah INGIN. Padahal, sebaiknya kita hanya membelanjakan uang untuk sesuatu yang kita BUTUH. Bagaimana membedakannya?

Untuk membedakan benda mana yang kebutuhan dan mana yang keinginan memang tidak sulit. Tapi yang lebih sering terjadi adalah keinginan yang menempel pada kebutuhan, sehingga kita anggap itu semua sebagai kebutuhan. Membeli sepatu baru mungkin menjadi kebutuhan ketika sepatu lama kita sudah usang, tapi membeli sepatu bermerk tertentu bukan lagi kebutuhan tapi sudah menjadi keinginan. Termasuk membeli sepati hanya karena tren.

2. Cash is the limit
Kenapa kita bisa memiliki kebiasaan belanja yang berlebihan? Ada dua sebabnya, pertama karena kita punya keinginan yang sulit dikendalikan ketika melihat barang-barang tertentu. Dan kedua, karena kita punya kesempatan untuk memenuhi keinginan tersebut. Yaitu kita punya uang atau sarana berhutang untuk membelinya.

Cara cerdas berbelanja
Bawa uang tunai atau debit card saja ketika berbelanja
Jadi, kalau kita masih kesulitan untuk membatasi keinginan, cobalah batasi kesempatannya. Batasi uang cash yang dibawa, biasakan untuk hanya membawa kartu debet saja ketika belanja, dan gunakan kartu kredit hanya untuk darurat saja.

3. Alihkan menjadi belanja produktif
Tips belanja yang berikutnya adalah mengalihkan barang yang akan dibeli. Pada level tertentu, kepuasaan yang didapatkan ketika belanja berlebihan bukanlah kepuasan untuk memiliki sesuatu, tapi kepuasan karena bisa membeli sesuatu. Kepuasannya terjadi bukan ketika menggunakan barangnya, tapi ketika membelinya. Puas karena barang sudah di tangan, sebelum kehabisan, sebelum orang lain, sebelum masa promosi dan sebagainya.

Untuk bisa tetap memenuhi hasrat membeli tapi tidak menjadi boros, coba alihkan pembeliannya menjadi sesuatu yang lebih produktif atau tahan lama. Daripada membeli pakaian yang harganya jelas turun, lebih baik belanja perhiasan emas yang harganya stabil bahkan bisa naik. Daripada beli perlengkapan rumah yang ternyata juga sangat jarang dipakai, lebih baik beli reksadana, beli deposito, atau saham yang jelas bermanfaat untuk investasi.

Semoga tiga tips belanja di atas, bisa membantu anda dalam mengendalikan nafsu belanja Anda. Sehingga financial planning bulanan anda tidak terganggu oleh aktivitas belanja yang tidak terkendali.

Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon