2014-07-17

Suspended Coffees - Kopi yang Ditangguhkan

Suspended Coffees Stories
Memberi tak selalu harus berhadapan. Memberi pun tak musti tahu siapa yang akan diberi, dan siapa yang akan memberi. Ikhlas memberi tak akan mensyaratkan apapun. Tak menawar siapa dan bagaimana. Seperti kisah di bawah ini :

Di sebuah kota, seorang pemuda datang bersama temannya ke kedai kopi kecil. Mereka menuju ke meja kasir untuk memesan kopi dan kue. Setelah itu mereka pergi ke meja dan mulai mengobrol.
Di tengah asyik berbincang, matanya melihat dua orang yang menuju ke counter dan bilang kepada pegawai di sana. “Kami pesan lima kopi. Dua untuk kami, tiga tolong ditangguhkan, suspended Coffes. Mereka membayar pesanan dan membawa dua kopi pesanannya lalu pergi.

Suasana kedai yang cukup hening, membuat pemuda tadi bisa mendengar percakapan mereka. Ia lalu bertanya kepad rekan di sampingnya, “Apa itu suspended coffee?”.

Suspended Coffees StoriesTemannya mengulas senyum dan mengangkat bahunya dan berkata, “Tunggu dan lihat saja”.
Sang Pemuda menjadi semakin penasaran. Tak beberapa lama, datang lagi pengunjung lain. Dua orang gadis datang. Masing-masing memesan satu kopi, membayar di kasir lalu pergi. Antrian berikutnya, tiga orang berbaju parlente, dugaan sang pemuda, ketiganya adalah pengacarar, memesan tujuh gelas kopi dan kue. Tiga untuk mereka dan yang empat ditangguhkan.

Pemuda makin penasaran, ia menebak-nebak dalam hati. Apa yang dimaksud dengan transaksi kopi ditangguhkan itu?

Tak berapa kemudian, datang seseorang dengan pakaian lusuh. Ia pengemis, atau mungkin Tuna Wisma. Ia berdiri sejenak di depan pintu kedai lalu masuk. Dengan sangat sopan ia menghampiri penjaga toko dan bertanya, “Apakah Anda punya kopi yang ditangguhkan?”.

Sang pelayan tersenyum dan mengangukkan kepala. “Apakah anda ingin dibungkus atau minum di sini?” tanya sang pelayan.

“O, terima kasih, saya bungkus saja”.

“Baiklah, tunggu sebentar”. Sang Pelayan dengan cekatan segera membungkus kopi yang ditangguhkan dan dua potong kue.

Sang tuna wisma menerimanya dengan senyum berbinar. Setelah mengucapkan terima kasih ia membungkukkan badannya dan berlalu dari kedai tersebut.

Pemuda itu terpana, tenggorokannya terasa tercekat. Kisah memberi yang sederhana. Seseorang membayar di muka pesanan kopinya kemudian diniatkan untuk membantu orang yang tidak mampu membeli minuman hangat.

Suspended Coffees Stories
Tradisi kopi ditangguhkan ini dimulai di Kota Naples, Italia. Dan sekarang telah menyebar ke seluruh dunia bahkan di beberapa tempat kita dapat memesan tidak hanya kopi ditangguhkan, tetapi juga sandwich atau makanan kecil lainnya.

Alangkah indahnya, bila pemilik kedai kopi atau toko di setiap kota melakukan hal ini sehingga mereka yang kurang beruntung dapat menemukan rasa kebersamaan dan perhatian dari orang-orang di sekitarnya. Sekali pun tidak dikenal sama sekali. Semua bias dimulai dari sebuah Suspended Coffees - Kopi yang Ditangguhkan (*) 
 

5 comments

Agak sudah sepertiny jika ada diindoensia, karena pasti ada pihak2 yang malahan memanfaatkan niat baik ini :(

Ga tega saya liat nya :( Sungguh malang nasib nya.. Coba klo sya org italia & mempunyai uang yg ckup ,sya akan melakukan hal yg sama seperti di atas :) ,Berbagi itu indah... :)

Terima kasih teman

Indahnya berbagi, Subhanallah.. Inspiratif

Sangat menarik jika, sedekah kopi seperti ini bisa kita mulai di Indonesia. Akan lebih menarik jika menjadi "Suspended Nasi Bungkus"..

Karena, saya kira di Tanah air, para gelandangan lebih membutuhkan nasi bungkus daripada secangkir kopi saja..

Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon