2011-10-06

Resensi : "Curhat Tita"

Banyak alternatif buku untuk pelepas penat setelah sibuk beraktivitas. Dan di antara buku-buku yang ada, banyak pula buku alternatif yang berbeda dan unik.


Salah satunya, adalah Curhat Tita yang dibuat oleh Tita Larasati. Dari covernya, Tita mencoba mengusung genre baru, Graphic Diary. Ya, semacam  jurnal bergambar yang menceritakan hal-hal sepele dalam kehidupannya.

Hampir tak ada gambar sempurna yang bisa kita temui di dalam buku ini. Itupun kalau kita memberikan aturan bahwa gambar sempurna adalah yang memiliki satu tarikan garis dominan saja. Tidak terjadi pengulangan garis dari ilustrasi yang terbentuk dan distorsi yang tak perlu.

Karena sesungguhnya, gambar yang dimuat dalam buku setipis 88 halaman ini, adalah hasil seleksi dari sekian banyak coretan sketsa kasar yang dibuatnya saat waktu-waktu perlu dibuangnya. Ia mengaku, selama tinggal di Belanda, waktu yang ia miliki banyak terbuang dalam bentuk kerja : Menunggu! (Killing Time at Heinekenplein)

Menurut penuturannya di bagian selimut bukunya, saat awal-awal tinggal di Jerman (ia sempat magang di Jerman selama satu tahun) ia rutin mengabari keluarga di Indonesia dengan cara mengirimkan coretan sketsa di kertas berukuran A4 melalui mesin faks. Dan tak dinyana, keluarga di Indonesia kemudian mengcopy dan disebarkan ke saudara-saudara dan teman-teman lain. Ketika itulah ia tahu, bahwa curhat dan catatan hariannya juga telah menjadi milik orang lain.

Keseluruhan gambar yang terangkum dalam Curhat Tita ini menggunakan bahasa Inggris, entah apa alasannya. Mungkin ia lebih nyaman mengungkapkan ekspresi hatinya dengan bahasa inggris, karena kosakata bahasa inggris yang cenderung lebih singkat dan straight ke makna sesungguhnya. Salah satunya dalam fragmen : "Things to do when you're a tourist in Amsterdam', ia menganjurkan untuk tak sungkan melebur dengan aktivitas masyarakat yang ditemui. Kalau kebetulan melintas daerah esek-esek (red light district - Ia menyebutkan sedemikian) jangan lupa sambil menetang kaleng bir, atau singgahlah ke toko kopi dan pesanlah minuman atau yang agak unik, berjalan keliling sambil membawa tas segitiga poster museum. Maksudnya mungkin biar kita nggak terlihat aneh.  Dan nasihat paling penting, bawalah peta agar tidak tersesat!

Tita Larasati, merupakan jebolan Desain Produk Industri ITB. Pada awal 1998, ia pergi ke Belanda untuk melanjutkan studi. Setelah mendapatkan gelasr doktor dari Universitas Teknologi Delft, di awal 2007 ia kembali ke Indonesia. Selama tinggal di Belanda, kegemarannya pada komik membuatnya terlibat dalam beberapa acara, pameran dan workshop.

Buku Curhat Tita ini bukanlah buku baru, karena dirilis pada di tahun 2008. Dan karena buku yang saya dapatkan ini merupakan cetakan pertama, jadi saya kurang tahu dan pula kurang informasi, sudah berapa kali mengalami cetak ulang. Kalaupun memang hanya sekali dicetak, yah apa boleh buat berarti karya eksperimental ini kurang disenangi oleh pasar yang terlalu disesaki oleh manga dan kawan-kawan.

Sebagai sebuah karya eksperimen dan berada di luar jalur arus utama yang ada, resiko seperti ini harus diterima. Biasalah, resiko bisnis yang mempertimbangkan selera pasar. Paling tidak bila sebuah karya tak mampu memenuhi selera pasar, ia akan mudah mengambil ceruk sebagai medium ekspresi berkesenian.

Gambar imut dan maha sederhana yang ia buat sebagai tokoh utama dalam setiap ceritanya, merupakan representasi dirinya baik secara fisik maupun cerita yang dialaminya. Muka bulat tomat, dengan dua titik saja yang menandai mata dan hidung yang baru muncul bila ia sedang melihat ke samping serta baju kemeja kotak-kotak, berhasil mewujudkan citra dirinya sepenuhnya.

Saya sendiri mengenal seorang Tita Larasati dari milis komik alternatif. Dan menjadi istimewa di mata saya, karena ia membuat komik yang berbeda dengan mainstream yang ada. Dan itu aku suka! Satu-satunya kekurangan yang ada pada buku Curhat Tita ini adalah kualitas lem covernya yang buruk, sehingga baru baca dua kali saja, covernya sudah renggang mau lepas. Salam komik!


Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon