Arloji yang Hilang -- Alkisah di dalam hutan, ada sekelompok tukang kayu yang sedang bekerja. Mulai dari menebang kayu, memotong dahan, menggergaji gelondongan batangnya dan membentuk profil. Ada salah seorang dari mereka bernama Pak Amat, yang sedang giat membelah gelondongan kayu. Keringatnya mengalir tanda ia tengah bekerja keras di perusahaan kayu ternama itu.
Saat sedang membungkuk, tiba-tiba arlojinya meloncat keluar
dari kantung bajunya. Membentur sebentar di selasar kayu lalu jatuh
terbenam di antara tingginya tumpukan serbuk kayu.
Ia segera mematikan peralatan dan beranjak ke arah timbunan
serbuk penggergajian kayu tadi. Ia merunduk dan mulai mengaduk-aduk. Keningnya yang
telah basah oleh keringat, berkernyit ia tidak berhasil menemukan arlojinya.
Arloji itu sangat berharga dan bersejarah. Arloji itu
pemberian dari seorang sahabatnya yang sekarang tinggal di Amsterdam, Belanda. Ia
teramat sangat mencintai arloji tersebut. Karenanya, ia berusaha sedapat
mungkin untuk menemukan kembali arlojinya. Kembali ia membolak-balik timbunan sisa-sisa kayu.
Pencariannya pun meluas, hingga radius lima meter dari tempatnya bekerja
semula. Sambil mencari tak hentinya bibirnya mengeluh, mengapa ia ceroboh sekali sampai harus menghilangkan arloji itu.
Teman-teman Pak Amat yang melihatnya kebingungan, ikut membantu mencari. Tapi anehnya, mereka tidak menemukan
arloji itu! Setelah cukup lama mencari. Pak Amat putus asa.
Saat makan
siang, mereka para pekerja berpencar mencari makan dan meninggalkan sementara
bengkel kayu tersebut. Pak Amat berjalan gontai. Ia sama sekali tidak semangat
untuk makan di siang itu. Pikirannya masih berkecamuk memikirkan arlojinya yang
hilang itu.
Tak lama setelah Pak Amat dan para pekerja meninggalkan
tumpukan sisa penggergajian tadi, datang seorang anak kecil. Rupanya, anak
kecil ini lama memperhatikan Pak Amat dan teman-temannya mencari arloji. Ia diam
sejenak lalu menjongkok dan mencari dalam tumpukan serbuk yang sama. Tak berapa
lama berselang ia telah menemukan kembali arloji kesayangan si tukang kayu
tersebut.
Segera ia hampiri Pak Amat yang lagi lesu sendirian dan
menyerahkan arloji kesayangannya itu. Pak Amat terlonjak kegirangan dan amat
gembiranya. Saking gembiranya, ia menawarkan separuh makan siangnya untuk
dinikmati bersama anak itu.
Seusai makan, Pak Amat yang masih sumringah karena arlojinya
berhasil ditemukan, bertanya penuh heran kepada sang anak. “Bagaimana bisa kau
menemukan arloji itu? Sedangkan kau lihat, aku dan teman-temankku tadi sudah
memeriksa dan membolak-balik segala sampah yang ada di sana..”, tanya Pak Amat.
Sang anak sambil menyeka bekas minum di bibirnya lantas
bercerita. “Entahlah. Aku lihat kalian mencari sesuatu. Dan salah seorang dari
kalian berkata arloji. Aku tertarik ingin membantu. Tapi aku menunggu kalian
pergi dulu. Saat sepi, aku bisa mendengar suara arloji itu berdetik. Tik-tak,
tik-tak. Dengan itu saya tahu di mana arloji itu berada", jawab anak itu
polos.
Teman, apa yang disampaikan sang anak adalah tentang
keheningan. Dan tahukah kita bahwa keheningan adalah pekerjaan rumah yang
paling sulit diselesaikan selama hidup. Kita lebih sering terjerumus dalam
seribu satu macam 'kesibukan dan kegaduhan', sadar ataupun tidak.
Hikmah yang ingin disampaikan dalam cerita di atas adalah, saat
menghadapi persoalan. Ada baiknya kita coba menjaga jarak terhadap persoalan
untuk menenangkan diri kita terlebih dahulu. Sebelum kemudian mulai melangkah
menghadapi setiap permasalahan. Mendengarkan detik arloji yang hilang sebelum menemukannya kembali.
Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon