Sebelumnya saya pernah menuliskan artikel tentang bukti pembayaran cek global test market di sini. Dan tahukah kamu bahwa sampai saat ini (5/11/2014) cek tersebut belum dapat dicairkan oleh saya. Ceritanya amat panjang. Mudah-mudahan bisa saya tuliskan secara tuntas dalam tulisan kedua ini.
Apakah Global Test Market scam? Pertanyaan ini sempat muncul, wajar saja karena saya merasa lelah mengurus pencairannya. Dan beginilah cerita selengkapnya..
----
Mencari Informasi
Saat pertama kali cek tersebut datang, saya sudah mencari-cari informasi di internet, tentang bagaimana cara mencairkan cek Global Test Market tersebut. Beberapa blogger ada yang menginformasikan bank yang bisa mencairkan tersebut adalah Bank BRI, trus Bank Sumsel-Babel (BPD) dan lainnya.
Akhirnya, demi hendak mencairkan cek tersebut, saya pun sengaja membuka rekening di Bank BRI. Pertama pengajuan sepertinya gampang. Disuruh datang pagi-pagi, karena pencarian cek lintas bank itu limit waktunya sempit. Cuma dari jam 8 - 9 pagi saja setiap hari kerja. Begitu datang, lalu saya menghadap customer service trus kena beban pencairan Rp5.000. Lalu disuruh ke bagian belakang kantor. Entah lupa bagian apa, soalnya sudah terjadi tahun 2012 lalu.
Dijanjikan, uang akan otomatis masuk ke rekening BRI dalam kurun 2 minggu dan jika pun ada masalah akan dihubungi oleh pihak Bank. Saya pun pulang dengan hati penuh harap. Lumayan uangnya buat jajan.
Seiring waktu, lima minggu sudah, saya keseringan bolak-balik ke ATM BRI dan keluar kotak kaca itu dengan murung karena belum ada transferan yang masuk. Kembali saya mendatangi kantor BRI cabang utama di Palembang. Dan saya mendapat jawaban tidak enak, bahwa ceknya tidak dapat dicairkan. Dengan alasan, melanggar kesepakatan.
Saya tidak terlalu mengerti. Tapi saya cukup kecewa. Kecewa karena tidak bisa dicairkan, kedua kecewa karena saya tidak dihubungi seperti janji di awal. Hilang waktu sebulan hanya untuk menunggu yang tak pasti. Dan cek itupun saya simpan. Lalu, saya adukan ke customer service GTM bahwa cek tersebut bermasalah dan tidak dapat dicairkan oleh pihak Bank.
Kiriman Cek Kedua
Selisih lima minggu kemudian (saya lupa tanggal persisnya), datanglah cek kedua, dengan nominal yang sama. Disertai surat permohonan maaf, karena diakui memang cek sebelumnya bermasalah. Dan lagi-lagi saya tidak terlalu kritis untuk menanggapinya. Pikiran saya cukup sederhana, bagaimana caranya mencairkan cek Global Test Market tersebut dengan segera.
Kembali saya datangi Bank BRI lagi, dan mengikuti prosedur seperti semula dan kembali digiring ke ruangan di bagian belakang gedung. Di sini saya serahkan cek kedua tadi. Tak seperti sebelumnya, yang segera ditindaklanjuti dengan memberikan stempel warkat/ inkaso di cek tersebut. Saat itu, saya malah dibingungkan oleh informasi bahwa cek saya tidak mungkin dicairkan. Entah apa alasannya. Dan mereka pun 'menakut-nakuti', bahwa kalaupun bisa dicairkan maka biayanya besar, bisa sekitar $20.
Saya menelan ludah. Cek cuma Rp400ribuan, mau dipotong pula Rp200 ribu. Ah, saya mengkeret. Sudahlah tidak jadi saja.
Cek GTM pun berdebu
Minggu berganti minggu, bulan berganti nama. Dan setahun pun terlewatkan, sampai kemudian timbul keinginan untuk coba mencairkan cek global test market tersebut di BCA. Karena, dapat informasi dari kawan-kawan blogger melalui kolom komentar pada tulisan saya sebelumnya, bahwa BCA lebih gampang urusannya. Pun juga potongannya pun cuma Rp10.000 untuk jasa Inkaso.
Awal April 2014, saya buka rekening BCA dan mulai mengajukan permohonan jasa pencairan cek dengan metode Inkaso. Sepertinya gampang dan tidak bermasalah. Pelayanan BCA memang tokcer. Gak pake ribet.
Namun sayangnya, saat sudah di depan teller-nya yang cantik, cek saya diperiksa. Ternyata cek tersebut sudah kadaluarsa alias expired. Karena udah lewat setahun.
Bibir saya mengulas senyum kecut. "Aih, lagi-lagi..", menggumam. Dengan perasaan kecewa saya segera meninggalkan kantor BCA.
Malamnya saya pun 'menggugat GTM' :
Dan tak membutuhkan waktu lama, admin GTM pun membalas :
Intinya, setelah saya menyampaikan keberatan, karena cek tak kunjung bisa dicairkan dan pula sudah expired, jawabannya saya disuruh mengembalikan kedua cek tersebut via pos.
Whaaaa...t?
Ini pertama kali pengalaman kirim pos keluar negeri. Sebelumnya cuma sering menerima saja. Saya nekat-nekatan sajalah, berapa pun biayanya. Maka tanggal 28 April 2014, saya kirim balik kedua cek tersebut via EMS. Kena ongkos Rp15.000, yang biasa, yang tidak ada jaminan sampai atau tidak, yang tidak akan dikembalikan jika alamat tidak ditemukan, bla-bla.. Panjang lebar mbak di bagian pos luar negeri itu menjelaskan.
Terserahlah bathin saya. Pokoknya saya kirim saja dulu. Dijanjikan sekitar satu bulan baru nyampe ke Kanada. (Wuehehehe... kedengarannya keren gitu yah bisa kirim pos keluar negeri).
Hitungannya, empat bulan pengiriman ditambah waktu penerbitan cek (re-issued) dan waktu pengiriman sepuluh minggu, jadi saya kembali harus bersabar sekitar lima belas minggu. Dibulatkan menjadi empat bulan.
Huff..
Walaupun merasa 'dipermainkan', namun saya tetap berusaha menyelesaikan survei demi survei yang dikirimkan kepada saya. Dan tak menyangka, berkat kesabaran menunda redeem point, poin saya sudah lewat 2000. Artinya saya sudah bisa menebusnya dengan cek senilai $100. Lumayan juga ya..
Walau terbayang apakah cek ketiga penarikan kedua ini akan mengalami hal yang sama pula, wallahualam..
Keknya kepanjangan ya, kita sambung pada postingan berikutnya.. :) (*)
Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon