2009-04-29

1000an tentara mengamuk di markas


Gara-gara disuruh patungan sama komandan, tentara dari Batalyon 751 Sentani, Jayapura mengamuk di markasnya sendiri.
-----

Lagi, cara menghilangkan WGA



         Gemes benget dengan WGA (Windows Genuine Advantages). Sebelumnya saya pernah bahas di sini. Tadi pas browsing, cari-cari solusi lain yang lebih sederhana untuk mengatasinya. Tapi yang ini belum saya coba, karena udah nggak ngalaminya lagi. Dicoba aja dulu, nama saja usaha.Tapi sebelumnya, mungkin ada yang bertanya-tanya, apa sih WGA itu dan bagaimana bisa 'terinfeksi'?

          Notifikasi WGA ini menyerang komputer yang terhubung dengan internet. Terutama lagi komputer yang menggunakan OS Microsoft XP yang non-ori alias bajakan tapi lupa mematikan fitur automatic update yang ada di control panel.  Biasanya diawali dengan munculnya balon pemberitahuan (hint tips) bertuliskan "Your computer might be risk".



Dan meminta kita untuk mengaktifkan fitur automatic update. Nah ketika menuruti perintah dari balon tersebut, akan muncul notifikasi WGA.

          Tapi sekarang nggak usah panik. Kalo sebelumnya, kita musti cek ini-itu, trus download crack-nya. Baru kemudian action. Sekarang sederhana banget, seperti motto blog ini, Keep it Simple Stupid!

          Dan begini langkah-langkahnya :

 1. Buka Task Manager dengan Ctrl+Alt+Del

 2. Matikan proses yang bernama “wgatray.exe”

 3. Restart/reboot komputer dan masuklah ke dalam safe mode

 4. Pada safe mode, buka registry editor ato regedit melalui menu Run. Ketik regedit kemudian enter

 5. Pada regedit, carilah HKEY_LOCAL_MACHINE\SOFTWARE\microsoft\windowsNT\CurrentVersion\Winlogon\Notify, kemudian hapus folder/directory “WGALOGON”

 6. Restart kembali komputer seperti biasa.

Selamat mencoba dan semoga bermanfaat.  

---------

Sumber : http://l3nk.wordpress.com

   

2009-04-28

Mengenang Sang Murabbi, Ustadz Rahmat Abdullah



UPDATE MP3 TAUSYAH

Sepanjang siang tadi, entah mengapa saya jadi terbayang dengan wajah Ustadz Rahmat Abdullah. Teduh dan memiliki kewibawaan yang mendalam. Walau sepanjang hidupnya, saya tak pernah bertemu langsung dengannya. Namun jejak pemikirannya banyak menyapa lewat halaman majalah Tarbawi. 

Apalagi mendengar rekaman ceramahnya, rasanya tidak cukup banyak kata-kata yang dapat mewakili. Terutama dalam hal ilmunya yang terpancar dari ceramah maupun dari tulisannya. Jarang sekali saya dapat temui ustadz yang demikian zuhudnya seperti beliau. Saya baru ‘ngeh’ tentang pribadi dan keseharian beliau setelah menonton film Sang Murabbi. Beberapa kali saya terisak walau tak sampai mengalirkan air mata, menyaksikan jalan cerita film dokumenter tersebut. Begitu juga dengan istri saya, yang beberapa kali matanya langsung berkaca-kaca..

Akhirnya saya coba googling dengan tag Ustadz Rahmat Abdullah, dan bermunculanlah halaman demi halaman yang memuat biodatanya, kenangan indah, link MP3 ceramahnya sampai ada yang mengajarkan cara nge-crack VCD Sang Murabbi. 

Di bawah ini saya pilihkan tulisan dari Ustadz Ahmat Sarwat Lc untuk mengenang kembali Murabbi kami, Ustadz Rahmat Abdullah..

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarkatuh,


Saya mengenal almarhum Ustadz Rahmat Abdullah tidak sebagaimana umumnya orang kebanyakan mengenal beliau. Saya mengenal beliau bukan hanya sebagai ustadz, tapi juga sebagai teman, kakak, guru dan juga sebagai tetangga satu kampung. Dulu namanya masih kampung, kampung Pedurenan Masjid. Kini nama yang lebih tersohor adalah Kuningan.

Saya ingat sekali dahulu beliau pernah menulis puisi berjudul 'Pedurenan Nan Jelita'. Isinya tentang perasaan miris beliau atas pembangunan pisik yang menggusur perkampungan Islam. Lalu tempat itu berubah jadi hutan beton.

Apa yang beliau khawatirkan di puisinya itu memang sebagiannya menjadi kenyataan. Setidaknya rumah beliau dulu tinggal yang tentunya juga rumah orang tua beliau, kini sudah rata dengan tanah dan sudah jadi gedung bertingkat.

Demikian juga dengan mushalla An-Ni'mah sebagai salah satu mushalla tempat dulu kami mengaji, kini sudah rata dengan tanah dan jadi gedung bertingkat.

Namun madrasah Daarul-Uluum yang disebut-sebut dalam film Sang Murobbi, tempat dimana beliau pernah mengadakan pengajian remaja masjid, masih berdiri tegak. Dan di madrasah Daarul-Uluum itulah kini saya tinggal sejak kami sekeluarga pulang dari Cairo. Waktu itu usia saya masih 2-3 tahun. Ya, pedurenan saat itu adalah sebuah kampung betawi yang lekat dengan nilai-nilai keislaman.

Sekarang saya meneruskan Madrasah Daarul-Uluum yang sudah berdiri dari tahun 1976. Di Madrasah itulah dahulu Ustadz Rahmat Abdullah diangkat menjadi mengajar pengajian tiap malam Senin. Dan di samping madrasah ada masjid, dimana almarhum ayah saya adalah ketua Takmir masjid di depan rumah saya, dan almarhum Ustadz Rahmat adalah ketua remaja masjidnya.

Remaja masjidnya bernama Pemuda Raudhatul Falah, disingkat PARAF. Karena nama masjid di depan rumah saya itu memang bernama Masjid Raudhatul Falah. Masjid Raudhatul Falah dan madrasah Daarul-Uluum, keduanya masih berdiri sampai hari ini. Sesungguhnya di kedua tempat itulah awal mula debut sang Murobbi kita yang satu ini.

Sebagai putera pemilik madrasah dan juga putera Ketua Takmir Masjid, tentu saya kenal Ustadz Rahmat bukan hanya sekilas, tapi memang kami dahulu tiap malam 'nongkrong' bersama.

Yang kami kenal, beliau bukan sekedar sosok ustadz, tetapi juga seorang seniman. Saya pernah main teater dimana beliau jadi penulis naskah sekaligus sutradara. Malam-malam kami latihan teater di lapangan luas, sambil lari-lari memutari lapangan dan latihan vokal.

Saya masih ingat dahulu saya mendapat peran sebagai Abu Mihjan, seorang shahabat yang mati syahid, dalam lakon Darah Para Syuhada. Naskah langsung ditulis oleh beliau, yang pada akhirnya saya ketahui merupakan terjemahan dari naskah asli berbahasa Arab karya Dr. Yusuf Al-Qaradawi.

Usia saya waktu masih belia, masih SMP dan kemudian masuk ke SMA. Pengajian halaqoh yang beliau selenggarakan dimana saya ikut di dalamnya, adalah format pengajian setelah remaja masjid kami dibubarkan oleh pihak pemerintah, karena dianggap merongrong Pancasila dan penguasa. Maklumlah, itu terjadi tahun 80-an, dimana penguasa sangat represif terhadap umat Islam.

Almarhum Ustadz Rahmat menjadi murobbi saya sejak masih SMP, lanjut ke SMA bahkan sampai saya kuliah. Kami mengaji kepada beliau bukan seminggu sekali, tapi tiap malam. Formalnya 3 kali dalam seminggu, yaitu malam Senin, malam rabu khusus bahasa Arab dan hari Ahad pagi khusus para naqib.

Materi 'panah-panah beracun' saya kenal pertama kali dari beliau. Demikian juga buku kecil Al-Ma'tusrat dan tafsir Fi Dzhilalil Quran. Ustadz Rahmat sebenarnya lebih merupakan seorang otodidak, karena bahkan jenjang madrasah 'aliyah pun tidak sempat lulus.

Sebenarnya beliau punya guru yang banyak, bukan hanya satu orang. Beliau adalah santri di perguruan Asy-Syafi'iyah Bali Matraman. Beliau adalah santri kesayangan kiyai Abdullah Syafi'i, ulama betawi kondang yang legendaris itu. Sayang karena masalah finansial, beliau urung diberangkatkan ke Mesir, negeri impian beliau untuk meneruskan menuntut ilmu. Beda nasib dengan senior beliau, Ustadz Bakir Said yang juga santri kesayangan kiyai Abdullah Syafi'i dan berhasil sampai ke Mesir.

Tapi semangat belajar almarhum tidak surut. Beliau banyak membaca, apalagi kemampuan bahasa arab beliau lumayan, banyak buku berbahasa arab yang beliau lahap. Teman-temannya dari Mesir juga rajin mengirimi kitab, termasuk kitab-kitab harakah Ikhwanul Muslimin.

Lepas dari keustadzannya, almarhum saya kenal juga sebagai pemuda yang awalnya dulu juga masih merokok. Kalau tidak salah, rokoknya Marlboro. Wah jadi buka kartu nih. Tapi setelah itu beliau sama sekali meninggalkan rokok, dan melarang murid-muridnya merokok. Tapi tidak semua kami patuh, ada juga yang bandel.

Kalau ustadz tidak ada, beberapa dari kami ada yang dengan santainya merokok. Eh, tiba-tiba ustadz datang, maka rokok-rokok itu dibuang, takut ketahuan. Tapi ada satu teman yang waktu itu tidak sempat membuang rokok, entah kaget entah bingung, rokok masih menyala dimasukkan kantong. kontan dia melompat-lompat kepanasan. Yah, ketahuan juga akhirnya.

Saya mengenal beliau saat beliau masih bujangan. Saat itu saya tahu beliau sedang dalam proses berkenalan dengan salah satu murid beliau yang saya juga kenal langsung. Walau akhirnya beliau tidak jadi menikahinya dan menikahi murid beliau yang lain. Tapi kenangan itu masih jelas dalam ingatan saya. Yang menarik, di hari walimah pun, beliau tetap ceramah berpidato di hadapan hadirin tamu undangan. Hihihi, pengantin kok ceramah. Lucu juga ya.

Oh ya, beliau terkenal kalau ceramah tidak bisa sebentar. Bahasa yang beliau pakai pun juga bahasa langit. Jadi sebenarnya buat kami saat itu, tidak semua yang beliau ceramahkan, bisa kami pahami dengan mudah. Sebagiannya merupakan bahasa perlambang, yang selesai pengajian, kita diskusi lagi membahas apa yang tadi beliau maksudkan. Lucu juga ya, ngaji kok nggak paham.

Yang konyol tapi lucu, kalau beliau Khutbah Jumat. Lamaaaa dan panjaaang. Sebagian jamaah yang tidak kenal beliau kadang suka marah-marah. Sampai akhirnya saat doa dibacakan, mereka pun mengucapkan 'amin' dengan sekeras-kerasnya. Mungkin kesel kali ya, khutbah kok lama banget.

Tapi ya itulah ustadz Rahmat Abdullah. Sosok yang kini jadi legenda. Sepanjang yang saya ketahui, beliau tidak sampai mengaji dalam arti halaqoh dengan ustadz Hilmi. Karena Ustadz Rahmat sudah jadi ustadz kondang saat Ustadz Himi baru pulang dari Saudi Arabia. Dan meski secara formal beliau tidak duduk di bangku kuliah dan juga tidak pernah tinggal di Arab, namun beliau baca buku cukup banyak. Ilmunya luas dan boleh diadu dengan para sarjana dari timur tengah.

Tentu Ustadz Rahmat berinteraksi dengan Ustadz Hilmi dalam kancah harakah Islamiyah. Namun posisinya tidak sebagai murobbi dan mad'u. Sebab boleh dibilang, muridnya ustadz Rahmat lebih banyak dari muridnya Ustadz Hilmi saat awal mulanya. Namun keduanya kemudian aktif dalam kancah tarbiyah, dan membina umat lewat berbagai macam halaqah dan daurah.

Kelebihan Ustadz Rahmat dari semua murobbi lainnya adalah beliau seorang yang menguasai ilmu-ilmu keislaman secara baik, walau lewat jalur pesantren tradisonal. Beliau belajar ilmu tafsir, ilmu hadits, ilmu ushul fiqh, ilmu fiqih dan seterusnya. Sementara para murobbi yang lain cuma bermodal materi panah-panah saja dan semangat 45-nya.

Ketika beliau mulai membina dengan sistem halaqoh, beliau sudah punya murid dimana-mana. Sebaliknya, ustadz-ustadz yang baru pulang dari timur tengah belum punya murid. Lagian, gaya halaqoh di Arab sana sangat beda dengan gaya halaqah di Indonesia.

Di Arab, murabbinya memang para masyaikh, semua anggota halaqah adalah mahasiwa yang melek huruf Arab. Jadi modelnya mereka baca kitab tertentu. Saya tahu gaya itu karena saya pernah diikutkan dengan halaqah khas gaya Arab. Menarik memang dan jauh lebih ilmmiyah.

Sementara para murabbi di negeri kita, tidak bisa bahasa arab dan mereka bukan pembaca buku yang baik. Maka ustadz Hilmi membuat materi panah-panah itu, yang kemudian saya sadari bahwa semua itu adalah materi aqidah dan fiqhuddakwah. Tidak ada materi ulumul Islam seperti Fiqih, Ushul, Tafsir, Hadits dan lainnya.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Ahmad Sarwat, Lc *)

-------
Sumber : 

www.izzatulislam.or.id/blog/10
*) Ahmad Sarwat, Lc merupakan salah satu ustadz referensi saya dalam banyak hal terutama yang menyangkut fikih kontemporer. Dulu mengasuh rubrik “Ustadz Menjawab” di eramuslim.com tapi sekarang tidak lagi. Bagi yang ingin membaca arsip-arsip dari rubrik tersebut semasa ia mengasuhnya, ada di alamat : www.ustsarwat.com 
 
UPDATE

Berikut beberapa tausyah Ustadz Rahmat Abdullah yang bisa didownload :
1. Menuju Perubahan (21 MB)

2. Kilas Balik 20 tahun Tarbiyah Islamiyah (34 MB)

3. Mengenal Medan Dakwah (82 MB)

    Part 01    Part 02    Part 03    

    Part 04    Part 05    Part 06     

5. Dakwah di era Sya'biah (50 MB)

---- Bonus ebook

Untukmu Kader Dakwah

2009-04-27

Tabrakan beruntun 6 mobil dan 1 motor


Alhamdulillah kelar juga mengerjakan grafis yang satu ini. Terbit di Beritapagi hari Selasa (28/2). Total waktu pengerjaannya, 2,5 jam. Belum sempurna sih, tapi lumayanlah.
Jadi timbul keinginan untuk posting setiap hasil karya saya. Sekaligus juga mo sharing gimana cara teknik menjiplak (manual tracing) yang sering saya pakai ketika membuat grafis. Tunggu aja tanggal mainnya ya...

Menggapai khusyuk dalam Shalat

Tags


Shalat yang khusyuk merupakan ciri khas dari seorang mukmin sejati. Sesuai firman Allah, “Telah beruntunglah orang-orang mukmin, yaitu orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya”. [QS Al-Mu’minum: 1-2]. Para ulama menjelaskan bahwa yang namanya khusyu’ itu ada beberapa ciri: 

1. Tidak menghadirkan kembali segala sesuatu yang berada di luar aktifitas shalat. Misal pekerjaan, makanan, kesenangan maupun kesulitan yang baru saja menimpa kita.

2. Teratur dan tenang dalam gerakan anggota badan di dalam shalat. Tidak banyak gerakan yang dilakukannya seperti bermain dengan jengotnya, membetulkan selendang atau kopiah dan lainnya. Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah saw melihat seorang yang memainkan jenggotnya dalam shalatnya. Beliau bersabda, ”Bila hati khusyuk maka pastilah anggota tubuhnya ikut khusyuk."

3. Merasakan bahwa dirinya sedang berada dalam pengawasan Allah swt. Tidakkah kita perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah ke empatnya. Dan tiada lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. “Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” [QS Al-Mujadilah :7]

4. Menghayati bacaan shalat yang diucapkannya dengan memahami maknanya secara umum. Baik surat Al-Fatihah, ayat-ayat Al Quran ataupun bacaan tatkala rukuk, sujud dan lainnya.

Maka apakah mereka tidak memperhatikan al-Qur'an? “Kalau sekiranya al-Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.” [QS An-Nisa: 82]. Bagaimana mungkin seorang bisa dikatakan khusyuk kalau dia tidak paham apa yang dibacanya. Maka memahami bacaan shalat adalah salah satu kunci khusyuk itu sendiri.

5. Mengosongkan hati dari lintasan pemikiran lainnya, sebab bersihnya hati dan pikiran dari hal-hal di luar shalat merupakan inti dari kekhusyukan itu sendiri. Meski pun bukan berarti terlepas total dan tidak sadarkan diri dari apa yang terjadi di sekelilingnya.


      Tentunya shalat yang khusyuk seperti di atas perlu dilatih dan dibiasakan. Dan salah satu caranya adalah jangan melakukan shalat dengan kondisi yang terburu-buru, menahan buang hajat, atau shalat di tengah kesibukan. Sehingga hanya akan mengacaukan konsentrasi. Juga jangan ketika dalam ketidaktenangan. 

      Paling tidak, ada jeda waktu sedikit untuk menenangkan pikiran sebelum shalat. Untuk shalat wajib biasanya ada shalat-shalat sunnah sebelumnya. Dengan itu maka sudah ada persiapan untuk shalat wajib yang lebih tenang dan khusyuk. Wallahualam

Sumber gambar 


2009-04-24

Hei, Jangan ribut!!

Tags

        Tadinya karikatur di atas mo diterbitkan di Beritapagihari Minggu (26/4). Tapi nggak jadi karena udah nggak ada space halaman lagi. Intinya, saya muak saja dengan perilaku elit parpol yang begitu 'rakus'nya berbagi kekuasaan dengan label koalisi. Lupa kalau mereka itu makan dari suara rakyat. Lupa kalau rakyat yang mereka elus pas kampanye, sekarang lagi kesusahan. Demi membayar uang sekolah anaknya saja, tetangga saya harus rela melego karpet satu-satunya...  

2009-04-22

"Aku sakit, mengapa engkau tidak menjenguk-Ku?"


Rasulullah saw bersabda :
“Allah berkata pada hari kiamat, ‘Wahai anak Adam, Aku sakit, mengapa engkau tidak menjenguk Aku?’  

Anak Adam bertanya,
‘Wahai Tuhanku, bagaimana aku menjenguk-Mu, sedang engkau adalah Tuhan semesta alam?’

Allah berkata,
‘Seorang hamba-Ku, Fulan, sakit dan engkau tidak menjenguknya. Apakah engkau tidak tahu, jika engkau menjenguk-Nya, engkau akan temukan Aku di sisinya?’
‘Wahai anak Adam, Aku meminta makan kepadamu, namun engkau tidak memberi-Ku makan.’

Anak Adam bertanya,
‘Bagaimana aku memberi-Mu makan, sedang Engkau adalah Tuhan semesta alam?’
Allah berkata,
‘Hamba-Ku, Fulan, meminta makan namun engkau tidak memberinya makan. Apakah engkau tidak tahu, jika engkau memberinya makan, maka engkau akan temukan pemberianmu itu di sisi-Ku?’

‘Wahai anak Adam,
Aku meminta minum kepadamu, namun engkau tidak memberi-Ku minum.’
Anak Adam bertanya,
‘Wahai Tuhanku, bagaimana aku memberi-Mu minum, sedang Engkau Tuhan semesta alam?’
Allah berkata,
‘Seorang hamba-Ku, Fulan, meminta minum kepadamu, namun engkau tidak memberi minum kepadanya. Tidakkah engkau tahu, jika engkau memberi minum kepadanya, engkau akan temukan pemberianmu itu di sisi-Ku?’ (HR Muslim) 
* * *

          Mari tertegun dan sejenak merenung Saudaraku. Sekedar meresapi hadis di atas. Sebagaimana hadist qudsi di atas, Allah mensifati diri-Nya sebagaimana sifat mahluknya. Sifat paling mendasar dari manusia. Yaitu sakit, lapar dan haus. Semuanya sifat yang tidak mengenakkan. Mengapa Allah sampai mensifati diri-Nya seperti itu? Karena setiap manusia pasti pernah mengalami ketiganya. Baik berbarengan maupun berbeda waktu. 
 Dari hadist di atas, ternyata Allah tidak hanya akan menanyakan keshalihan kita secara pribadi, namun juga keshalihan kita secara sosial.
          Karena Islam adalah agama yang syamil. Menyeluruh dari dunia hingga akhirat. Menyentuh dari keshalihan pribadi hingga keshalihan sosial. 
          Bahkan, takkan berarti apa-apa semua amal ibadah yang telah kita lakukan, seandainya kita ‘tega’ menutup telinga kita dari ratapan kelaparan tetangga. Tega mematikan rasa kasihan yang muncul di hati. Sebagaimana hadits Rasulullah saw, “Tidak beriman kepadaku orang yang tidur dalam keadaan kenyang, sedangkan tetangga di sampingnya kelaparan.” (Diriwayatkan oleh Imam at-Thabrani dan al-Bazzar). Naudzubilliah summa naudzubillah..
          Dari hadis pertama tadi, pemakaian sifat sakit, lapar dan haus tadi Allah ingin menunjukkan sifat-sifat yang ditakuti oleh anak Adam terjadi pada mereka. Allah ingin menegur manusia dengan sifat-sifat yang tidak mengenakkan itu. Bahwa, lapar itu tidak enak. Haus juga sangat menyiksa. Belum lagi bila sakit yang mendera, semakin terasa sakit mengingat tidak ada saudaranya yang mengunjunginya. Semua itu adalah simpul hidup yang tidak mengenakkan.    
          Dan demi menghilangkan ketiga keadaan yang tidak mengenakkan tersebut, manusia rela berjibaku untuk memenuhi kebutuhannya tersebut. Terpenuhi kebutuhan dasar, langsung melompat ke kebutuhan tambahan. Dari zona cukup masuk ke zona kenikmatan. Lalai mengingat kondisi kiri dan kanan.
          Ingatlah saudaraku, mari menginsyafi diri, bahwa urusan belum selesai hanya dengan memenuhi kebutuhan sendiri. Masih banyak urusan di luar diri kita, yang sesungguhnya juga menjadi kewajiban kita terhadap sesama hamba Allah. Maka, memenuhi seruan dari hadis ini berarti kita bisa mendekati Allah dengan jalan mendekati orang-orang yang kesusahan di antara kita.
          Wallahualam bishawab.

2009-04-21

Membuka segel Windows Genuine Advantage (WGA)

Komputer saya pernah mengalami sedikit gangguan dari Microsoft yang ‘menyegel’ Windows XP bajakan saya sehingga warna desktopnya berubah jadi hitam dan nggak bisa dipasang wallpaper. Ditambah, di atas system tray yang ada di kanan bawah layar, muncul semacam segel watermark. Sebel banget.


Udah malu make bajakan, malah diolok-olok lagi :



Untung system restore-nya, dalam posisi ON. Tinggal diset ke waktu sebelum komputer disegel oleh WGA ini. Tuntas deh.

Namun bagi yang system restore-nya nggak aktif, maka ada beberapa trik untuk menghilangkannya. Sialnya, Windows selalu mengupgrade segel WGA-nya. Jadi kita harus cari tahu dulu, versi berapa ‘segel’ WGA anda. Untuk ikuti beberapa langkah di bawah ini :

1. Klik Start > Run

2. Ketik : %systemroot%\system32\ dan klik OK.

3. Maka akan muncul jendela :



4. Cari file LegitCheckControl.dll

5. Klik kanan di file tersebut dan pilih tab Properties.

6. Klik di tab Version dan anda akan lihat versi segel WGA yang ada di komputer.



7. Langkah selanjutnya silahkan googling crack dari segel WGA anda tersebut. Saat ini saya baru berurusan dua versi, yakni v1.5.532.2 dan v1.9.9.1 (1.9.000.9.1). Bagi yang ingin download versi v.1.9.9.1, ada di alamat ini :

http://www.ziddu.com/download/4397543/WGAvalidationv1991.rar.html

8. Setelah itu ekstrak crack yang telah didownload tadi, dan jalankan file WGA_v1.9.9.1_crack.exe dan file LegitCheckControl.dll, WgaLogon.dll dan WgaTray.exe secara otomatis akan dipatch.

9. Jalankan installer.bat untuk menghilangkan crack WGA yang dipakai tadi. Atau alternatif lainnya, jalankan di command prompt installer.bat /u untuk uninstall dan remove crack tadi atau ketik installer.bat /c untuk membersihkannya (cleanup).

Semoga bermanfaat. Saya telah mencobanya, dan it works! Tapi tetap saja resiko kesalahan berada di tangan Anda. Wassalam.

2009-04-20

Apa kabar dunia?

Tags



Udah lama juga nggak nulis di blog ini. Ternyata memang butuh konsistensi untuk menjalaninya. Walau pun saat ini, boleh dibilang tak ada hambatan lagi bagi saya dalam mengakses internet. Selama hampir 11 jam di kantor, saya bisa online secara tanpa batas.

Namun, di sela-sela pekerjaan saya dan kesempatan untuk online tersebut, saya lebih suka browsing sambil googling materi-materi yang menurut saya menarik. Selain rutin cek email, buat status di facebook sama cari software(z) gratisan dari rapidshare or tempat hosting lainnya.

Banyak hal menarik yang saya dapatkan dari internet. Apalagi setelah saya mulai akrab dengan situs penyedia hosting file gratis kayak rapidshare, megaupload, ziddu, indowebster dan bla-bla. seperti saya telah bilang di atas.

Bermula dari keasyikan mendowload majalah gratis, trus ketemu situs penyedia manga dan anime Naruto, akhirnya dengan dukungan akses internet broadband, mulai berani download film2 amrik yang berkapasitas rata-rata di atas 600Mb. He-he.. (ini contoh perilaku korupsi sejak dini, jangan ditiru ya). Dan semuanya gratis!!

Walaupun tidak sempat tulis di blog saya juga berkeinginan menuliskan hal-hal baru yang saya temukan selama berselancar di dunia maya. Tapi kapan? Wallahualam, kalau bisa secepatnya sih. Karena seperti kata nasihat yang saya pegang, "Ikatlah ilmu dengan menuliskannya" (Ali ra)

Tunggu tulisan saya berikutnya ya..