2011-08-16

Degradasi Ramadhan

Tags

Sesungguhnya bagi surga itu ada sebuah pintu yang disebut ‘Rayyaan’. Pada hari kiamat dikatakan : ‘Di mana orang yang puasa (untuk masuk Jannah melalui pintu itu)? Jika yang terakhir di antara mereka sudah memasuki pintu itu, maka ditutuplah pintu itu.(HR Bukhari-Muslim).
Besok kita akan masuk sepertiga terakhir Ramadhan. Sudah menjadi fenomena umum setiap tahunnya di berbagai negara, pada penghujung bulan suci ini terjadi degradasi (penurunan) kuantitas maupun kualitas ibadah sebagian besar umat Islam.

Jika pada sepuluh hari pertama bulan ke-9 dalam penanggalan hijriah terjadi peningkatan kuantitas maupun kualitas ibadah yang dilakukan kaum Muslimin, memasuki sepuluh hari yang kedua degradasi ibadah mulai nampak. Bahkan pada sepuluh hari terakhir tingkat degradasi ibadah semakin parah.

Fenomena tersebut dapat dilihat dari semakin sedikitnya umat Islam yang melaksanakan shalat berjamaah, termasuk shalat tarawih di masjid-masjid. Tadarrus Al Quran juga mulai ditinggalkan. Acara pengajian (taklim) pun semakin sepi peminat. Demikian pula tidak sedikit bentuk amal-amal kebaikan lainnya yang telah ditinggalkan kaum Muslimin.
   
Justru pada sepertiga terakhir Ramadhan umat Islam mulai menyibukkan diri dengan urusan-urusan duniawi, seperti persiapan pesta pada hari raya Idul Fitri yang akan datang. Pasar, mulai dari pasar tradisional hingga pasar modern serta berbagai pusat perbelanjaan termasuk pasar kaget, dipadati kaum Muslimin. Mereka rela antri di area parker, berdesak-desakan di dalam lorong-lorong sempit, bahkan berasa ikhlas antri di kasir-kasir sejumlah departemen store dan supermarket hanya untuk membeli pakaian, makanan, serta barang-barang lainnya yang akan dipakai ketika Idul Fitri.
   
Tak ketinggalan, para ibu dan remaja putri pun banyak yang mengalami degradasi ibadah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan karena sibuk memasak aneka kue kering serta mendekor ruang tamu demi menyongsong Idul Fitri. Bahkan mereka juga sibuk memasak aneka macam hidangan makanan dan minuman
   
Aktivitas rutin tahunan yang telah membudaya ini sebenarnya merupakan fenomena yang memprihatinkan kita. Padahal pada sepertiga terakhir Ramadhan kita disunnahkan untuk semakin meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kepada Allah swt. Sebab keutamaan bulan Ramadhan (seperti pahala yang dilipatgandakan dan kemudahan beramal shaleh) tidak dapat dijumpai pada sebelas bulan lainnya.

KonsistenIbadah di bulan suci Ramadhan sebenarnya dapat diibaratkan sebuah kompetisi olahraga lari marathon. Hanya pelari yang sampai pada garis finish lah dikatakan sebagai pemenangnya. Demikian pula ibadah pada bulan suci ini, hanya mereka yang bertahan melakukan ibadah-ibadah mulia hingga akhir Ramadhan lah yang disebut sebagai pemenangnya. Para pemenang inilah yang akan diberi gelar sebagai orang-orang yang bertaqwa.
   
Untuk bisa bertahan hingga akhir Ramadhan, seorang Muslim harus tetap konsisten dalam menjaga amal ibadahnya. Nabi Muhammad saw memuji konsistensi amal ibadah yang dilakukan umatnya melalui sabdanya, “Sesungguhnya amalan yang dicintai Allah adalah yang dikerjakan secara konsisten meskipun sedikit.(HR. Bukhari).

Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon