Malam itu Hasan tampak gembira sekali. Apa pasal? Ternyata gerobak jualan martabaknya, dijejali banyak pengunjung yang mengantri. Maklumlah, sekarang lagi malam minggu. Jadi banyak yang 'kelaparan', melengkapi malam mingguan bersama keluarga atau orang yang disayang.
Hasan dan istri sudah enam bulan terakhir berjualan martabak. Siang ia bekerja sebagai karyawan swasta. Malam, seusai maghrib, ia mangkal di pertigaan yang cukup ramai dilalui aneka kendaraan.
Pendapatannya berjualan martabak bisa mencapai Rp 4 juta sebulannya! Melebihi gajinya sebagai seorang karyawan. Saat ini selain berdua dengan istrinya, ia mengajak pula salah seorang tetangganya untuk membantu. Istilahnya, sekarang ia sudah punya satu karyawan.
Semua tak lepas dari keputusannya untuk ikut merasakan energi enterpreneurship yang tengah menghembus di kalangan muda si negeri ini. Tapi butuh modal kan? Iya, Hasan mengakui itu. Untuk modal awal, ia habis sekitar 5 juta rupiah. Awalnya, ia sempat kebingunan, karena tabungannya sebagai karyawan berdua dengan istrinya, tak cukup. Maka ia memutar otak.
Sampai akhirnya, saat berkeliling memprospek pemilik mall terbesar di Palembang, ia lewat di depan booth marketing Bank Mandiri. Sat itu ia lihat kawannya tengah ditawari kartu kredit di Booth itu. Iseng ia pun menghampiri, lagipula ia teringat dengan niatannya untuk mencari modal. Ia pernah terbaca dengan leaflet tentang Bank Mandiri Kredit Tanpa Agunan (KTA).Kebetulan kantornya telah menggunakan fasilitas Mandiri payroll untuk gajinya.
Ia pun menanyakan ke mas-mas yang jaga Booth Bank Mandiri itu. Apa syaratnya, bagaimana prosedurnya dan sebagainya. Setelah mendapatkan keterangan secukupnya, ia disarankan untuk mendatangi Cabang Bank Mandiri terdekat untuk mengurus segala berkas persyaratan.
Berselang hari, ia pun mendatangi Bank Mandiri tempat ia dulu pernah membuka rekening. Setelah melengkapi berkas pengajuan Bank Mandiri Kredit Tanpa Agunan (KTA) payroll, ia pun diminta untuk menunggu konfirmasi selanjutnya, seandainya pengajuannya disetujui akan dilakukan survei.
Sebenarnya, untuk tempat dan kelengkapan usaha, ia sudah memilikinya. Mulanya pinjam, terus sewa dengan temannya. Jadi ketika surveyor datang ke rumah dan tempat usahanya, maka semua berjalan lancar saja. Intinya, pengajuan Mandiri KTA-nya disetujui. Hasan pun lega, karena sekarang kelengkapan usahanya sudah resmi menjadi miliknya sendiri dibantu Mandiri KTA dari Bank Mandiri tadi.
Lain lagi cerita Mbak Ram. Sudah banyak usaha yang ia coba. Mulai dari jualan pulsa elektrik, salon muslimah, jualan tablet PC sampai kemudian ia memilih untuk berjualan Dinar/Dirham.
Bukan masalah modal yang ia hadapi, karena berpatungan dengan adiknya yang bekerja sebagai salah satu teknisi pesawat terbang di salah satu maskapai, ia bisa dengan mudah mendapatkan modal. Yang jadi masalah adalah kemudahan transaksi. Dan di sinilah ia menemukan arti sebenarnya kartu kredit.
Setelah browsing ke sana kemari, sembari cari informasi dengan teman sejawat, ia disarankan untuk datang ke Bank Mandiri. Maka ia pun memutuskan untuk mengajukan aplikasi kartu kredit ke Bank Mandiri. Melihat track record usaha miliknya, tak butuh lama bagi Mbak Ram untuk mendapatkan Mandiri Kartu Kredit tipe Silver. Dan selang berapa bulan kemudian ia bisa meningkatkan platform ke tipe Gold.
Mbak Ram bercerita, ada kekeliruan dalam paradigma di tengah masyarakat kita terkait dengan kartu kredit ini. Seolah-olah, dari namanya saja, kartu kredit hanya untuk membeli barang dengan cara kredit alias berhutang. Padahal sejatinya kartu kredit, apalagi Mandiri Kartu Kredit adalah salah satu bentuk fasilitas kemudahan yang diberikan oleh Bank Mandiri. Jadi, tanpa perlu membawa uang kontan, pemegang kartu Mandiri Kartu Kredit bisa melakukan transaksi.
Apalagi bila digunakan untuk bisnis. Dengan adanya fleksibilitas dan plafon yang ditawarkan oleh Mandiri Kartu Kredit, ia bisa membeli-tunda dinar-dirham yang dibutuhkan kliennya, walaupun saat itu ia tidak punya uang sebanyak yang diinginkan. Setelah klien membayar, maka ia pun segera melunasi dana yang terpakai sebelum jatuh tempo. Dari sini, ia melihat manfaat besar Mandiri Kartu Kredit dalam bidang usaha.
Belum lagi kemudahan memesan tiket online dan adanya Program Power Buy Mandiri, Mbak Ram merasakan betul kemudahan dan fasilitas dari Mandiri Kartu Kredit ini.
****
Banyak kisah teman, saudara dan keluarga yang telah merasakan kemudahan bertransaksi dengan Bank Mandiri ini. Ada yang menikmati fasilitas dari Mandiri Tabungan, seperti saya sendiri. Di mana, dengan luasnya jaringan Bank Mandiri, maka transaksi dengan klien freelance saya, sangat mudah dilakukan. Tak peduli kapanpun, transfer via Mandiri internet banking dengan cepat memindahkan saldo ke rekening Mandiri Tabungan saya.
Adik saya juga begitu, sebagai mahasiswa baru di salah satu Poltek di Palembang, ia membutuhkan banyak 'nutrisi' dana dari orangtua. Sehingga, bila sebelumnya saat butuh uang dari Orang Tua di daerah musti nitip via travel, maka sekarang, setelah mendapatkan kartu ATM Mandiri Tabungan maka ia tinggal ambil lewat ATM Mandiri yang tersebar di mana-mana.
Belum lagi cerita kemudahan Dodi teman saya yang bekerja di leasing mobil, ia mampu mewujudkan keinginannya untuk memiliki rumah dengan bantuan Mandiri KPR (Kredit Kepemilikan Rumah). Atau kisah ayah angkat saya yang bercerita tentang Mandiri Tabungan Rencana yang ia buat bukan untuk anaknya, melainkan untuk cucunya. Dan sebagainya.
Semua memperlihatkan fleksibilitas Bank Mandiri di usinya yang ke-14 tahun. Semakin memahami ragam kebutuhan dan keinginan para nasabahnya. Jadi apapun keinginan Anda, Bank Mandiri Saja!
________
* terinspirasi dari kisah nyata
2013-02-11
Hasan di Gunung, Mbak Ram di Pantai, Disaranin ke Bank Mandiri Juga
✔
Pakdezaki
Diterbitkan 11:23 AM
Tags
Artikel Terkait
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Makasih ya udah mampir ke blog Pakde. Besok-besok dateng lagi..
Monggo diisi feedback komennya di bawah ini
EmoticonEmoticon